Kisah Tukang Pijat di Polrestabes Surabaya yang Sukses Sekolahkan Anaknya di Program Pelayaran
Menjadi tukang pijat keliling tak menyurutkan Ono Cahyono atau Geno (46) untuk terus menyekolahkan anak-anaknya.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Menjadi tukang pijat keliling tak menyurutkan Ono Cahyono atau Geno (46) untuk terus menyekolahkan anak-anaknya.
Sehari-hari Geno sering berada di wilayah kepolisian Surabaya dan diminta untuk memijat polisi-polisi sejak 22 tahun lalu.
Meski hasilnya dibilang pas-pas an, pria asal Bojonegoro ini tak menyerah untuk mewujudkan impiannya memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anaknya.
Geno mulai memijat sedari pagi hingga malam hari tiga hingga lima kali.
Pihak yang minta dipijat akan menghubunginya melalui ponsel Geno.
(Grid Network Kompas Gramedia Luncurkan Portal Otomotif GridOto.com)
Anak pertamanya Mohammad Efrin Suroso berhasil kuliah di Universitas Hang Tuah Surabaya mengambil jurusan pelayaran.
"Sudah semester akhir. Tinggal ujian negara di Semarang. Selesai tahun ini aja," ujar Geno.
Anak kedua Dewi Siti Januari, sekolah di SMA Puri I Mojokerto. Sebelumnya Dewi sempat sekolah di pondok pesantren Amanatul Ummah selama dua tahun ketika SMP.
"Ikut akselerasi dia. Jadi cuma dua tahun," ujarnya.
Kemudian anak bungsu Geno bernama Muhammad Bahrul Ulum masih berumur lima tahun.
Diungkapkan Geno, semangatnya menyekolahkan anak-anaknya berkaca dari pekerjaannya.
Ia tak ingin anaknya mengalami apa yang dialami orang tuanya, satu caranya yaitu menempuh pendidikan yang layak.