STIE-STMIK ASIA Tandatangani MoU dengan Malang Creative Fusion, Tujuannya ini. . .
Pelaku industri kreatif juga akan dilibatkan dalam penyusunan kurikulum mata kuliah Technology in Practice pada STMIK ASIA
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kurangnya kolaborasi antara industri kreatif dengan akademisi mendorong STIE-STMIK ASIA menginisiasi kerjasama dengan Malang Creative Fusion, Kamis (21/12/2017).
Inisiator lembaga inkubasi ASIA, Widiya Dewi Anjaningrum SSi MM mengatakan selama ini pelatihan dan mentoring bagi industri kreatif hanya berasal dari komunitas dan pemerintah.
Sementara peran akademisi masih kurang terlihat.
“Padahal hasil penelitian saya tentang industri kreatif itu penting adanya quadruple helix antara industri kreatif, pemerintah, komunitas, dan akademisi untuk berkolaborasi. Tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat di daerah tersebut,” jelasnya pada SURYAMALANG.COM.
Untuk itu kerjasama dengan MCF sebagai wadah berkumpulnya seluruh subsektor industri kreatif ini sangat dibutuhkan agar perkembangan industri kreatif di Kota Malang lebih cepat.
“MoU dilakukan antara MCF dengan STIE dan STMIK ASIA, LP3M STIE dan STMIK ASIA, serta prodi DKV STMIK ASIA. Nantinya industri kreatif di bawah naungan MCF bisa digunakan sebagai studi lapangan mahasiswa, terlibat dalam pembenahan kurikulum agar lulusan sesuai dengan kebutuhan pasar, serta dihadirkan untuk kuliah tamu,” ungkap dia.
Wanita di Kota Batu Jual Ginjalnya, Namun Reaksi Pembeli Saat Dimintai Pembayaran Bikin Geger
Selain itu industri kreatif juga bisa sebagai obyek penelitian dan pengabdian masyarakat para dosen STIE-STMIK ASIA.
“Selanjutnya subsektor mana yang paling potensial akan kami gandeng dalam lembaga inkubasi. Mereka bisa sebagai fasilitator inkubasi,” tuturnya.
Pelaku industri kreatif juga akan dilibatkan dalam penyusunan kurikulum mata kuliah Technology in Practice pada STMIK ASIA dan Business Practice di STIE ASIA.
“Kedua matkul itu itu wajib diikuti mahasiswa selama 4 semester mulai semester 1-4 dan akan kami laksanakan seoptimal mungkin dengan kurikulum yang sesuai,” tutupnya. (Surya/Neneng uswatun)