Sewindu Haul Gus Dur, Gusdurian Kumpulkan Semua Tokoh Agama dan Etnis
Tokoh agama dan tokoh etnis terus mengenang perjuangan dan kontribus Gus Dur untuk mereka, hingga ...
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Puluhan orang dari lintas etnis, agama, dan perkumpulan berbaur jadi satu di Vihara Dhammadipa Arama, Mojorejo, Kota Batu, Minggu (21/1/2018).
Setiap bertemu, di antara mereka saling bertegur sapa, mencium pipi kiri dan kanan, meski mereka berbeda keyakinan.
Hal ini menunjukkan keakraban di antara mereka. kegiatan diskusi tentang kebangsaan, Sewindu Haul Gus Dur, Gusdurian Kota Batu mengumpulkan seluruh lintas etnis, agama.
Dihadiri oleh Klenteng Kwan Im Tong Batu, Gereja YPII, GPDI (Gereja Pantekosta di Indonesia) Junrejo, BKSG (Badan Kerjasama Gerejawi), PHDI (Parasida Hindu Dharma Indonesia) Batu, Paguyuban Pusaka Tosan Aji, Penghayat Kepercayan.
Kegiatan ini rutin diadakan setiap tahunnya, dan ini kegiatan yang kedua. Mereka berkumpul dan bersama-sama membahas terkait tauladan salah satu tokoh Nasional, Gus Dur.
Bahkan, sampai sifat dari sosok Gus Dur yang takut dengan istripun dibahas dalam kegiatan ini. Seperti yang diungkapkan oleh KH Agus Sunyoto.
Agus mengatakan saking takutnya Gus Dur dengan istrinya, sampai membentuk perkumpulan suami-suami takut istri.
"Perkumpulan suami-suami takut istri ini untuk mengumpulkan suami yang takut istri, dan ternyata yang gabung dengan perkumpulan itu banyak. Dari sini bisa kita ambil sifatnya yang suka mengumpulkan orang, sehingga tercipta sebuah guyub," kata dia.
Banyak yang bisa diambil dalam sikap tauladan dari Gus Dur. Agus menjelaskan, memang saat ini keadaan bangsa sangat memprihatinkan, sehingga sangat penting untuk berkumpul dan berdiskusi.
Menurutnya, tidak ada salahnya, berkumpul dan berdiskusi membahas terkait keguncangan bangsa ini.
"Kita membahas tentang kesatuan pancasila, penguatan terkait kebangsaan, itu sangat baik. Justru dengan begini yang menguatkan kita, walaupun berbeda keyakinan," imbuh dia.
Sementara itu, Toni Panggu menambahkan kalau sosok Gus Dur ialah sosok yang tidak bisa dilepaskan dari bangsa Indonesia.
Ia pun menceritakan semasa ia dekat dengan sosok Gus Dur. Dalam kedekatannya itu, ia bisa melihat bahwa sosok Gus Dur ialah sosok yang teman yang baik
"Bahkan dia (Gus Dur) sangat bijaksana. Ketika ditimpa masalah, contohnya, tidak punya uang, ia bisa menyikapi dengan sangat bijak. Saya sangat menghormati sosok seperti beliaunya," kata Toni.
Sementara itu, Lie Fie Chen, satu di antara pengurus Gus Durian mengatakan, dari kegiatan ini Kota Batu meraih peringkat 26 Kota Toleransi se Jawa Timur. Kegiatan ini akan terus diagendakan setiap tahunnya.
"Di 2018 ini kalau bisa kami bisa masuk 10 besar Kota Toleransi. Karena kami terus menjaga toleransi ini dengan mengadakan diskusi," ucapnya.
Tak hanya itu, mereka juga sering bersilaturahim dengan tokoh agama. (Surya/Sany Eka Putri)