Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Atasi Bencana di Kota Surabaya, Akan Ada Emergency Call

Emergency Call yang digagas Pemerintah Kota Surabaya diapreasiasi oleh anggota DPRD Kota Surabaya Vinsensius Awey.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Yoni Iskandar
AFP PHOTO / JUNI KRISWANTO
Seorang pekerja seks di kawasan Dolly di Surabaya, 5 Juni 2014. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah menetapkan menutup kawasan bordil di Dolly pada 18 Juni 2014. 

 TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Emergency Call yang digagas Pemerintah Kota Surabaya diapreasiasi oleh anggota DPRD Kota Surabaya Vinsensius Awey.

Anggota Komisi C bidang pembangunan ini mengaku emergency call ini terobosan baru dalam penanganan bencana di Kota Surabaya.

Ia mengatakan alat tersebut bisa menjadi solusi warga Surabaya yang mengalami musibah, atau bencana namun tidak memiliki handphone sehingga bisa menelepon ke nomor darurat 112.

"Konsepnya seperti intercom. Jadi warga yang mengalami musibah bisa menekan tombol emergency call yang nantinya terhubung langsung ke Command Center. Disana langsung ada petugas yang merespon," kata Awey, Minggu (28/1/2018).

Menurutnya layanan ini di beberapa tempat sudah diterapkan. Salah satunya di Jakarta, di bilangan perumahan elit.

Selain itu di luar negeri juga sudah dipakai. Untuk itu ia optimis bahwa emergency call ini akan banyak mendatangkan manfaat untuk warga Surabaya.

"Namun juga harus waspada agar alat ini tidak digunakan untuk orang iseng. Misalnya dipasangi kamera, agar petugas di Command Center Room bisa melihat siapa yang melapor dan bukan hanya warga yang iseng," katanya.

Politisi Partai Nasdem ini mengatakan untuk penyediaan alat emergency call itu, saat ini anggaran yang dialokasikan belum banyak.

Hanya sekitar Rp 150 juta. Sebab hanya untuk percobaan di dua titik. Yaitu di kawasan Dupak dan di kawasan Merr.

"Satu titiknya butuh anggaran sekitar Rp 70 juta. Memang tidak mahal. Tapi kita melihat lebih pada manfaat alat tersebut," katanya.

Namun ia menegaskan, alat semacam ini diharapkan tidak hanya dipasang di lokasi rawan di jalanan saja. Melainkan juga di kawasan pemukiman padat.

Sebab yang rawan justru ada di perkampungan padat, dimana warga ada yang tidak memiliki ponsel atau kurang teredukasi dengan baik.

Baca: Acara Yayasan Lingkar Perdamaian di Lamongan Dibubarkan Polisi, Ternyata. . .

Jika hanya dengan tekan tombol emergency call dan langsung tersambung maka akan membantu warga.

"Selain itu juga di tempat publik seperti taman, terminal, lalu juga public space lain. Dengan begitu keamanan akan tejaga, dan orang mau berbuat jahat juga berpikir, karena respon time petugas juga cepat," katanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved