Sistem Berjualan di Pusat Kuliner Kota Blitar Bakal Dibuat Dua Shift
Pembangunan pusat kuliner di lahan bekas kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Blitar diperkirakan baru bisa dipakai April 2018.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Pembangunan pusat kuliner di lahan bekas kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Blitar diperkirakan baru bisa dipakai April 2018.
Pemkot Blitar masih akan menambah sejumlah fasilitas di lokasi.
"Pusat kuliner diperkirakan baru bisa ditempati April ini. Nanti akan diresmikan oleh wali kota. Sekarang kami masih akan menambah sejumlah fasilitas di lokasi," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Blitar, Arianto, Minggu (11/2/2018).
Disperindag mengalokasikan anggaran sekitar Rp 750 juta dari APBD 2018 untuk menambah fasilitas di pusat kuliner. Anggaran itu untuk penataan tempat parkir, saluran air, dan beberapa fasilitas lain di lokasi.
Baca: Video Detik-detik Vicky Prasetyo Terjun dari Helikopter hingga Pingsan, Netizen Syok Sampai Malu
Disperindag juga sedang membahas pedagang yang akan menempati pasar kuliner itu. Termasuk sistem sewa bagi pedagang yang menempati kios di pasar kuliner. Sesuai rencana, pedagang yang menempati pasar kuliner akan dikenai retribusi.
Sistem berjualan para pedagang rencananya juga digilir. Ada dua shift berjualan bagi para pedagang, yakni pagi dan sore.
"Rencananya kami sistem dua shift. Sebagian pedagang berjualan pagi sampai sore, sebagian lagi mulai berjualan sore sampai malam. Sekarang masih kami bahas, termasuk calon pedagang yang akan menempati kios," ujarnya.
Baca: Mesum Bersama Penyanyi Dangut di kamar Kos, PNS Sumenep ini Digerebek Satpool PP
Sekadar diketahui, pembangunan kios di pusat kuliner sudah selesai akhir 2017. Ada 40 kios pedagang di lokasi. Posisi kios ditata saling berhadap-hadapan. Roling door kios pedagang juga sudah terpasang.
Bangunan kios di pusat kuliner didominasi warna merah dan putih. Ada dua pintu masuk di pusat kuliner. Yakni di bagian depan dan samping sisi barat. Bagian depan kios terdapat halaman tidak terlalu luas.
Pembangunan kios pedagang menghabiskan anggaran sekitar Rp 1,9 miliar dari perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2017. Meski pembangunan kios sudah selesai, sampai sekarang pusat kuliner belum dimanfaatkan.(Surya/Samsul hadi)