Deklarasi Damai Pilwali Madiun Diboikot Paslon Nomor 2 dan 3

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Suasana politik jelang Pilwali Madiun 2018 mulai memanas.

Deklarasi damai yang digelar KPU Kota Madiun justru tidak berjalan mulus.

Deklarasi tersebut justru mengalami pemboikotan.

Tepatnya pemboikotan dari pasangan calon (paslon) nomor 2 Mahardika-Arif Rahman, dan paslon nomor 3 Yusuf Rohana-Bambang Wahyudi.

Bambang mengungkapkan, pemboikotan itu dilakukannya karena kekecewaannya terhadap aturan yang tidak tegas, dan dilanggar paslon nomor 1 Maidi-Inda Raya.

Sebab, berdasarkan aturan, seharusnya arak-arakan yang mengiringi satu paslon saat deklarasi maksimal enam kendaraan.

"Sedangkan tadi, paslon nomor 1 itu pengiringnya sudah ada belasan kendaraan," ucapnya kepada TribunJatim.com melalui telepon seluler, Minggu (18/2/2018).

Hal senada juga disampaikan Ketua DPC Hanura Kota Madiun, Atok Kusheriyanto

Atok mengungkapkan, seharusnya KPU Kota Madiun menyampaikan aturan secara jelas.

"Kalau memang diperbolehkan lebih dari enam kendaraan, kami siap kok. Kalau kayak gini kan kesannya hanya paslon nomor 1 yang punya banyak pendukung," ujarnya.

Ketua Tim Sukses Paslon Mahardika-Arif Rahman, Hermawan Setyohadi juga mengungkapkan kekecewaannya.

Menurut Wawan, KPU Kota Madiun harus benar-benar mengatur kendaraan yang boleh masuk ke podium.

"Batasannya itu roda empat hanya boleh ada enam unit, dan tidak boleh ada roda dua. Tapi tadi kenapa kok ada paslon nomor 1 yang bawa roda empat antara 10-12 unit? kata Hermawan.

Oleh karena itu, secara tegas Hermawan menyatakan aksi pemboikotannya.

" Kami dari paslon nomor 2 dan 3 akhirnya memboikot deklarasi damai itu, "ujarnya.

Sampai berita ini ditulis, TribunJatim.com mendapatkan konfirmasi dari tim Maidi-Inda Raya, dan KPU Kota Madiun.