Nilai Penjualan Kosmetik Stagnan, Viva Cosmetics Targetkan Penjualan Naik 5 Sampai 10 Persen
Kendati produk kosmetik terbilang cukup digemari, kebutuhan produk ini masih dinilai sebagai kebutuhan sekunder bagi masyarakat.
Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan wartawan TribunJatim.com, Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Industri kosmetik merupakan satu di antara sektor industri padat karya yang terbilang sukses.
Akan tetapi di kalangan masyarakat, konsumsi akan kosmetik masih tergolong kebutuhan sekunder.
Alasan itulah yang dinilai membuat angka pendapatan dan pertumbuhan industri kosmetik terbilang stagnan tahun ini.
Hal inilah yang disampaikan oleh Direktur Distribusi Viva Cosmetics untuk wilayah Indonesia Timur, Yusuf Wiharto.
"Sebab, kosmetik di kalangan masyarakat kan kebutuhan sekunder. Selain itu juga, kalau perekonomian masih masyarakat lemah dan wait and see itu bisa saja memicu pertumbuhan industri kosmetik ke depannya," katanya, Jumat (23/3/2018).
Menurut Yusuf, perlu strategi memadai untuk menggenjot industri kosmetik bisa naik sebesar 5-10 persen tahun ini.
"Misalnya memperluas jaringan dengan meluncurkan produk-produk kosmetik yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta meningkatkan kualitas produk," paparnya.
Meluncurkan produk baru sesuai tren keinginan masyarakat bisa jadi langkah terbaik.
"Misalnya produk lipstik mengeluarkan varian lip cream," katanya.
(Ini Profil Mahasiswa yang Picu Lenyapnya Duit Facebook sampai Rp 825 Triliun dalam Tiga Hari)
Yusut mengatakan Viva Cosmetic tahun ini menargetkan pertumbuhan penjualan produk kosmetik sebesar 5-10 persen.
Guna memperoleh capaian target itu, pihaknya melakukan beberapa strategi. Di antaranya lebih memeratakan distribusi dan konsisten bekerjasama dengan para lembaga kecantikan dan pakar kencantikan.
"Kami bekerjasama dengan Rudi Hadisuwarno lalu ada juga IFC (Indonesia Fashion Champ)," tutupnya.
(Lama di Penjara, Terungkap Rencana Ahok Saat Bebas dan Cerai dari Veronica Nanti, Jangan Kaget)