Korban Slamet Subagijo Ternyata Tidak Sadar Telah Mejadi Obyek Seksual
Sekitar 174 orang telah menjadi korban Slamet Subagijo (59), pengidap stakotologia telepon yang ditangkap Polres Trenggalek.
Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Sekitar 174 orang telah menjadi korban Slamet Subagijo (59), pengidap stakotologia telepon yang ditangkap Polres Trenggalek.
Namun ternyata tidak semua korbannya sadar, bahwa telah dimanfaatkan Slamet untuk memuaskan hasrat seksualnya.
Seperti yang dialami oleh HM, seorang perangkat desa di Tulungagung.
HM sebenarnya sudah melupakan kejadian yang menimpanya sekitar empat tahun silam.
Namun saat ditunjukkan nomor telepon yang digunakan Slamet mencari mangsa, HM kembali teringat.
“Ya ini nomor yang menghubungi saya waktu itu. Saya masih simpan,” ucapnya.
Baca: Heboh Gelar Pesta Seks Tukar Istri, Bermula dari Chat dan Makan Malam Bareng, Lalu Ini yang Terjadi
HM berkisah, suatu ketika ada telepon yang mengaku dari orang dekat Wakil Bupati.
Orang itu memerintahkan agar HM berdandan layaknya penari barongan.
Selain menggunakan aksesori lengkap, wajah HM harus dihias dengan rupa-rupa corengan make up agar terkesan sangar.
Menurut suara di telepon itu, dandanan penari barongan ini untuk menaikkan pamor sang pejabat.
“Katanya waktu itu agar yoni pasangan bupati dan wakil bupati semakin moncer, dan bisa mengemban tugas memimpin Tulungagung dengan baik,” katanya.
HM menuruti semua perintah dari telepon itu, karena mengaku sangat hormat pada sosok pejabat yang disebut.
Saat itu penelepon minta supaya HM menunggu perintah berikutnya.
Namun setelah berdandan dari pagi dan menunggu hingga sore, tidak pernah ada perintah.
HM mengaku kecewa dan merasa dibohongi. Namun setelah tahu pelakunya adalah Slamet, HM hanya bisa mengumpat sambil tertawa.
Baca: Begini Cara Pastikan Diterima di SNMPTN
“Menjijikan sekali. Ternyata jadi pelampiasan orang yang sedang nafsu tinggi,” ujarnya.
Slamet, mantan Kasi Industri Dinas Perdagangan dan Industri Pemkot Kediri mengidap skatologia telepon.
Setiap kali mundul hasrat seksual, Slamet mencari korbannya lewat telepon.
Biasanya ia mengaku sebagai orang kepercayaan pejabat, dan mencari korban PNS, kepala desa dan guru.
Aksi ini dimulai sejak tahun 2014, dengan total korban 174 orang.
Mereka berasal dari seluruh wilayah Jawa Timur, mulai dari Ngawi hingga Banyuwangi.
Slamet akan terangsang jika mendapat respon dari orang yang ditelepon atau dikirimi pesan pendek.
Baca: Isi Hotel Mewah Milik Nagita Slavina hingga Balasan Curhatan Pilu Marshanda dari Ben Kasyafani
Apalagi jika korban menuruti kemauannya, seperti menyiram tinta ke sekujur tubuh dan menggosok dengan sikat panci, hingga menato wajah.
Rangsangan seksual itu kemudian dituntaskan dengan melakukan masturbasi.
Slamet dijerat dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena dianggap menyebarkan kabar bohong. (David Yohanes)