Kisah Nenek Jumanti, TKI Jember 28 Tahun Hilang di Saudi, Dikira Mati dan Diselamati, Tapi Ternyata
Asal usul, tempat tinggal dan keluarga Nenek Jumanti TKI yang hilang 28 tahun di Saudi akhirnya terungkap. Kisahnya mengharukan.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Keberadaan asal usul, tempat tinggal dan keluarga Nenek Jumanti alias Qibtiyah, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang hilang puluhan tahun di Arab Saudi akhirnya terungkap.
Ini setelah Surya.co.id menelusuri jejak asal usul dan tempat tinggal sosok nenek berusia 74 tahun yang viral, usai ditemukan di Arab Saudi dan telah menerima gaji 266 juta dari majikannya di KBRI Riyadh.
Sebelum mengadu nasib sebagai TKI, Qibtiyah ternyata tinggal di sebuah dusun yang jauh dari pusat Kabupaten Jember, yakni Dusun Curah Sawah, Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember.
Dapat Gaji 266 Juta dari Majikan di Saudi, Warga di Jember Lupa Sosok Nenek Jumanti, Keluarganya . .
Tetangganya membenarkan bahwa Dusun Curah Sawah adalah tempat domisili yang pernah menjadi saksi hidup Qibtiyah hidup di daerah tersebut.
"Udah lama, memang itu warga sini sekitar seingat saya 30 tahun lalu, udah hilang gak tau kemana, waktu itu saya masih bujang," ujar Soleh, seorang tetangganya, saat ditemui dirumahnya, Kamis (3/5/2018) petang.
Namun, Soleh mengaku tidak mengetahui dengan pasti siapa keluarga Qibtiyah. Dia menyarankan untuk mendatangi rumah yang dulu pernah ditinggali Qibtiyah dan kini ditempati anaknya nomor tiga.
Dari sinilah, kisah Qibtiyah akhirnya terkuak lewat penuturan Haji Tohari, adik iparnya.
Penculikan Pengantin Jadi Tradisi di Negara ini, Wanita Diperkosa dan Dipermalukan Agar Mau Menikah

Ngaku Terlilit Hutang, Bripka SP Gondol Rp 50 Juta dari Kantor Polres Pasuruan Berkat Ventilasi
Namun, pria tersebut berusaha mempertemukan Surya.co.id dengan Saiful Hadi, anak pertama Qibtiyah dan wawancara langsung dengannya.
Saiful Hadi pun lalu mengawali kisah menjelaskan nasib ibu kandungnya tersebut.
"Awal mulanya ibu berangkat seingat saya Agustus tahun 1990, waktu itu bapak masih ada, saya masih baru masuk tentara, waktu saya cuti pertama itu waktu pendidikan itu, ibu masih ada belum berangkat, saat cuti kedua saya pulang, tau taunya bapak menangis adik adik menangis bapak ibuk sudah berangkat," kenang Saiful Hadi dengan sedikit haru.
Menurut Saiful, waktu itu dirinya menanyakan kepada bapaknya, kemana sang ibu pergi, "Ibu kemana pak? dan Bapak menjawab ke Saudi ikut keluarganya yang di Karang Duren," terang Saiful.
Perjuangan SMAN 5 Surabaya Jadi yang Terbaik di Jatim, Ujian Kertas Selalu Gagal, UNBK Melenggang