Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Profesor Subagio, Dukun Singkong Penemu Mocaf yang Ubah Stigma Makanan Kelas Rendahan

Anggapan sebelah mata terhadap singkok membuat profesor ini prihatin hingga menemukan sesuatu yang mengubah nasib singkong di kemudian hari.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Mujib Anwar
SURYA/ERWIN WICAKSONO
Prof Ir Achmad Subagio MAgr PhD 

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Manihot eskulenta, begitu nama latinnya. Tanaman yang akrab disebut singkong, selama ini seperti kalah pamor dengan makanan pokok masyarakat Indonesia, nasi yang berasal dari tanaman padi.

Ini karena singkong dianggap makanan kelas dua. Persepsi ini melekat pada tanaman jenis ubi-ubian ini sebagai makanan masyarakat ekonomi rendah alias bahan pangan murah.

Kesalahan persepsi yang menyebutkan makanan pokok hanya bersumber dari nasi, menjadi penyebab kurang beragamnya pola konsumsi makanan pokok di Indonesia.

Anggapan sebelah mata terhadap singkok tersebut membuat Prof Ir Achmad Subagio MAgr PhD, akademisi asal Universitas Jember prihatin. Hingga dia membuat sebuah penemuan yang mengubah nasib singkong di kemudian hari.

Optimis Dapat Tiket Maju Pilres, Jawaban Gatot Nurmantyo Saat Ditanya Logistik Mengejutkan

Pria yang lahir di Kediri 17 Mei 1969 ini merupakan lulusan Universitas Jember dengan predikat IP tertinggi, tercepat dan termuda pada tahun 1991.

Setelah itu ia mengabdikan diri di almamaternya, sampai akhirnya mendapat kesempatan untuk belajar di Osaka Prefecture University. Lulus S2 tahun 1997 dan S3 tahun 2000.

Lebih dari 30 topik penelitian dengan biaya dari dalam negeri maupun luar negeri telah dikerjakannya, seluruhnya bertopik mengenai potensi pegolahan makanan dari bahan singkong. Sehingga Achmad Subagio sering disebut sebagai Dukun Singkong.

Karya ilmiah sudah dipublikasikan baik pada jurnal internasional maupun nasional, forum ilmiah dan media massa.

Mendagri Anugerahi Pakde Karwo Penghargaan Astha Brata Utama Pamong Paja

Temukan MOCAF

Setelah menyelesaikan "Short Course" di Belanda dan Inggris tahun 2004, Pria yang dijuluki Dukun Singkong itu memimpikan untuk menjadikan singkong sebagai bahan baku berbagai produk pati dan turunannya, seperti halnya kentang di Belanda.

Sampai Akhirnya ia menemukan Modified Cassava Flour atau yang akrab ia sebut MOCAF, sebuah tepung singkong yang telah termodifikasi dengan fermentasi. Sehingga dapat dipakai untuk mengganti terigu, tapioka, tepung beras dan tepung ketan yang secara harga lebih mahal.

Subagio berpikir, negara ini adalah negara besar dengan pertumbuhan dan pertambahan penduduk yang tinggi. Tentunya penduduk memerlukan kebutuhan pangan yang besar, dan sayang jika hanya tergantung pada beras.

Demi Main Sepakbola Tarkam, WNA Pantai Gading Rela Datang ke Jatim Pakai Visa Bisnis

Apalagi jika terus menerus terjadi akan meningkatkan impor yang besar. Karena itulah dia memikirkan sumber pangan alternatif yang bisa dijangkau masyarakat.

Sebelum memutuskan meneliti singkong, dia pun sempat memusatkan perhatian kepada kacang koro dan ubi jalar.

“Saya melihat ada kesalahan pola konsumsi ya, negara ini besar, namun hanya berfokus pada satu elemen bahan makanan pokok yakni beras, maka dari itu singkong sebenarnya bisa hadir sebagai solusi dominasi beras, dan pola konsumsi masyarakat bisa lebih beragam, kenapa yang dipilih singkong karena ketersediannya banyak dan implementasinya lebih banyak pula,” terang Subagio ketika ditemui di ruangannya di LP2M Universitas Negeri Jember, Rabu (9/5/2018).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved