Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Profesor Subagio, Dukun Singkong Penemu Mocaf yang Ubah Stigma Makanan Kelas Rendahan

Anggapan sebelah mata terhadap singkok membuat profesor ini prihatin hingga menemukan sesuatu yang mengubah nasib singkong di kemudian hari.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Mujib Anwar
SURYA/ERWIN WICAKSONO
Prof Ir Achmad Subagio MAgr PhD 

Dia ingin mengubah persepsi dan opini masyarakat ini. Bahwa singkong bisa naik ‘kelas’ dan tidak hanya dijumpai dalam bentuk yang ada sekarang ini. Bahwa singkong pun bisa membuat lidah pangling. Tak berasa seperti singkong.

Gara-gara Selingkuhnya Dibalas Dellisa, Iwan Siram Bensin dan Bakar Pacarnya yang Cantik

“Bagaimana caranya agar kesan singkong itu hilang, terbebas dari cita rasa singkong, sehingga singkong bisa lebih bernilai” ujarnya.

Berangkat dari hal tersebut, Akhirnya Subagio mengembangkan sistem produksi di Kabupaten Trenggalek pada 2006, dari pembentukan koperasi, pembentukan klaster dan sistem bisnis melibatkan jaringan kelompok tani.

Teknik tersebut ia sebar ke seluruh nusantara. Saat ini pabrik MOCAF telah berdiri di Solo dengan kapasitas 1000 ton/bulan.

Kehadiran pabrik pengolah MOCAF menyebabkan munculnya berbagai jenis usaha yang juga dibinanya yakni bengkel, anyaman bambu, penjual singkong dan pengolahan kue.

Inilah Kronologi Lengkap Peristiwa Kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok

PT Bangkit Cassava Mandiri yang berpusat di Solo itu saat ini melibatkan ribuan tenaga kerja yang tersebar di cluster-cluster du Jawa dan Kalimantan.

MOCAF sendiri adalah tepung singkong yang dapat digunakan sebagai bahan dasar berbagai olahan makanan. Seperti kue, mie, bakso dan berbagai makanan lainnya.

Karya fenomenalnya ini akhirnya dinobatkan menjadi salah satu dari 19 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa oleh Kementrian RISTEK pada tahun 2014.

Yayasan Kergaman Hayati Indonesia, memberikan Anugerah Cipta Lestari pada Kehati Award VII tahun 2015.

Subagio terus berjuang agar MOCAF menjadi salah satu slot pangan nasional sederajat dengan beras, terigu dan jagung. Dedikasi ini dipersembahkan untuk mengokohkan kedaulatan pangan nasional, sekaligus mensejahterakan petani dan masyarakat pedesaan.

Maju terus pantang mundur dan Inovasi tiada henti adalah semangatnya. Maju terus pantang mundur bermakna luas mulai tekad, niat, usaha, bersyukur dan tawakal. Inovasi tiada henti bermakna sifat terus belajar, egaliter, mau mengubah diri dan tawadhu. (Surya/Erwin Wicaksono)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved