Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mengenal 'Black Widows', Jaringan Teroris Terduga Pengebom Gereja Surabaya, Faktanya Misterius!

Mengenal 'Black Widows', jaringan teroris yang menyerang Surabaya, inilah sejarah hingga artinya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ignatia Andra Xaverya
kolase
Black Widows 

TRIBUNJATIM.COM - Peristiwa ledakan bom di tiga gereja di Surabaya kini tengah menjadi sorotan.

Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib , mengatakan serangan bom di 3 gereja di Surabaya diduga ada keterkaitan dengan jejaring napi terorisme di Mako Brimob.

Menurut Ridlwan, ada dugaan serangan dilakukan sel yang disebut "Black Widows" atau "Janda Hitam".

"Janda hitam adalah istilah bagi pasukan teroris yang suaminya atau kerabatnya tewas dalam kasus-kasus sebelumnya, " kata Ridlwan Habib, Minggu (13/5/2018), dikutip dari Tribunnews.

Apa itu Black Widows?

Dirangkum TribunJatim dari Kompas.com dan sumber lain, berikut fakta-faktanya :

1. Terkenal di Luar Negeri.

Sebutan 'Black Widows' muncul kembali setelah terjadi serangan pengebom bunuh diri di dua stasiun metro, kereta api bawah tanah di Moskwa, tahun 2010 lalu.

Dua serangan itu dilakukan oleh dua perempuan.

Bom yang meledak di Stasiun Lubyanka menewaskan sekurang-kurangnya 25 orang.

Terungkap, Pelaku Bom Bunuh Diri Tiga Gereja Adalah 6 Orang Sekeluarga Asal Rungkut Surabaya ini

Bom kedua meledak 45 menit kemudian di Stasiun Park Kultury, yang letaknya tak jauh dari gedung kantor berita pemerintah, RIA-Novosti, dan kantor jaringan televisi satelit berbahasa Inggris, Russia Today.

Sekurangnya 13 orang tewas di tempat itu.

Yang pertama-tama dituding oleh Pemerintah Rusia sebagai pelaku pengebom bunuh diri adalah orang-orang Chechnya.

Dan, karena pelakunya adalah perempuan, maka segeralah tudingan itu diarahkan kepada ”Black Widows”, Janda-janda Hitam.

2. Asal Usul Julukan.

Tony Halpin, dalam tulisannya di Times, menyebutkan, sebutan ”Black Widows” diambil dari pakaian yang mereka gunakan, gaun panjang warna hitam yang menutup seluruh tubuh.

Biasanya di balik pakaian hitam itu diikatkan bahan peledak dan pecahan peluru meriam.

Saat terjadi penyerangan teater Moscow Dubrovka (2002) dan penyanderaan 700 orang yang tengah menonton pertunjukan di teater itu, 19 dari 41 penyandera adalah ”Janda-janda Hitam” ini.

Disebut widow (janda) karena mereka adalah para janda yang suaminya tewas dalam pertempuran melawan tentara Rusia di Chechnya.

3. Sisi Lain.

Tidak semua yang disebut ”Janda-janda Hitam” adalah mereka yang kehilangan suami, ada pula yang kehilangan saudara lelaki atau keluarga dekat.

Adalah Shamil Basayev, pemimpin kelompok bersenjata Chechnya yang merekrut kaum perempuan untuk bergabung dalam perlawanan menghadapi tentara Rusia sejak tahun 1994.

Basayev tewas dalam pertempuran di Ingushetia tahun 2006, membentuk ”brigade martir” atau ”brigade shakhidy” yang terdiri dari kaum perempuan.

Terlibatnya kaum perempuan dalam pertempuran terhitung aneh karena secara tradisional perempuan tidak dilibatkan dalam pertempuran antara pasukan Rusia dan Chechnya.

1
1 ()

Itulah sebabnya, tidak pernah terdengar cerita perempuan ikut bertempur.

Cerita tentang keterlibatan perempuan dalam pertempuran mulai terungkap pada bulan Juni 2000.

Ketika itu dua perempuan Chechnya mengendarai sebuah truk yang dipenuhi bahan peledak menerjang kantor polisi.

Salah seorang perempuan adalah Khava Barayeva, kerabat Movsar Barayev, pemimpin kelompok bersenjata Chechnya yang memimpin pendudukan gedung teater di Moskwa.

Fakta Meninggalnya Aloysius Bayu, Sosok yang Hadang Teroris Masuk Gereja, Postingan Terakhirnya Pilu

Duka cita karena ditinggal mati suami tercinta dan semangat balas dendam yang merasuki para janda berpendidikan rendah menjadi sasaran empuk para pencari ”pejuang” untuk melawan Rusia.

Mereka direkrut dan dilatih menjadi penyerang yang rela mengorbankan nyawa.

Semua itu, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia, terjadi sebagai buah sepak terjang Rusia di Chechnya, yang dinilai bertindak brutal terhadap penduduk sipil.

3
3 ()

4. Diterapkan di Indonesia.

Pasukan ini dilansir dari Tribunnews, pernah menyerang Istana Negara dengan bom panci.

Pasukan ini sebelumnya pernah mencoba menyerang istana dengan bom panci, namun berhasil digagalkan.

Pelakunya saat itu Anggia alias Khanza ditahan di Rutan Mako Brimob bersama anaknya.

"Ada provokasi dengan isu-isu penelanjangan penjenguk rutan dan sebagainya yang membuat jaringan mereka di luar marah dan menyerang, " kata Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib, dikutip dari Tribunnews.

Ridwan juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan foto maupun video serangan itu.

"Tujuan teroris menyebar ketakutan, kita jangan bantu mereka, " katanya.

Kini, pasukan ini diduga menjadi dalam di balik peledakan tiga gereja di Surabaya.

CCTV pelaku pengeboman gereja di Surabaya.
CCTV pelaku pengeboman gereja di Surabaya. (Kolase TribunJatim.com)
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved