Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Nenek Qibtiyah Jadi TKW di Arab, Sering Dibentak-bentak, Cuma Dikasih Makan

Jumanti alias Qibtiyah (74) akhirnya kembali ke tanah air, ia resmi kembali ke keluarganya di Jember, Selasa malam (15/5/2018)

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Yoni Iskandar
SURYA/ERWIN WICAKSONO
Nenek Qibtiyah (tengah) akhirnya pulang ke tanah kelahirannya, Jember, Selasa (15/5/2018) malam. Terlihat raut muka bahagia terpancar dari wajahnya. 

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Jumanti alias Qibtiyah (74) akhirnya kembali ke tanah air, ia resmi kembali ke keluarganya di Jember, Selasa malam (15/5/2018) setelah menempuh perjalanan panjang dari Arab Saudi menuju Indonesia.

Selama jadi TKW di Arab Saudi,nenek yang meninggalkan Jember, Agustus tahun 1990 itu, mencoba mengingat dan menjelaskan suka dukanya selama jadi TKW di Arab Saudi selama 28 tahun.

"Majikan pertama kereng (pemarah) suka bentak-bentak, moroan tangan (keras)," kenang Qibtiyah dengan suara layu, kepada Surya.co.id (tribujatim.com).

Qibtiyah kerap gonta-ganti majikan selama ia bekerja, ia mengaku sudah empat kali berganti majikan.

Bahkan ia pernah mengaku hanya diberi upah makananan oleh majikannya.

Baca: Qibtiyah Pulang ke Jember Setelah 28 Tahun Hilang di Saudi, Anaknya Lupa si Ibu Malah Keceplosan

"Sudah empat kali, ya digaji kalau saya minta, kadang ya lupa, ya dikasih makan aja," kenang Qibtiyah.

Atas jerih payahnya selama 28 tahun akhirnya nenek Qibtiyah terima gaji sebesar 76 ribu Riyal, atau sekitar 266 juta Rupiah di KBRI Riyadh beberapa waktu lalu. Penyerahan tersebut diwakili oleh Kapten Ibrahim Muhammad.

Nenek Qibtiyah mengaku senang dapat uang yang menjadi haknya selama ia bekerja. Kedepan ia akan menabung uang itu supaya tambah banyak. Bahkan ia meminta untuk dibukakan rekening tabungan ketika perjalanan di Banyuwangi.

"Alhamdulillah senang, nanti ditabung biar tambah banyak," kata Qibtiyah malam itu sambil tersenyum.

Chairil, selaku Kepala Seksi Arab Saudi Kemenlu menjelaskan, Nenek Qibtiyah sepak terjangnya di Arab Saudi memang sukar diketahui karena yang bersangkutan sudah lupa, namun selama memasuki usia senja ia mendapat perlakuan yang baik.

Baca: Sambut Puasa 2018, Ini Sederet Amalan yang Sebaiknya Dilakukan Jelang Bulan Ramadan

"Memang sepak terjangnya, atau track record dia bekerja sama siapa aja memang susah ya diketahui udah lama sekali itu, sang nenek juga daya ingatnya sudah menurun, yang jelas yang saya tahu di majikan terakhir ini dia disuruh nemenin, enggak disuruh yang macem-macem," terang Chairil.

Soal gaji Qibtiyah, Chairil menuturkan itu memang hak dari Qibtiyah dan diserahkan oleh Kapten Ibrahim Muhammad selaku keponakan dari majikannya yang terakhir. Bahkan Ibrahim mengaku sudah menganggap Qibtiyah sebagai keluarganya.

"Selama di Arab yang saya tau baik-baik aja ya terakhir ini, dia disuruh nemenin, engga disuruh ngapa-ngapain, soal gaji sih emang haknya dan sudah diserahkan oleh Kapten Ibrahim beberapa waktu lalu," pungkas Chairil. (Surya/Erwin Wicaksono)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved