Serangan Bom di Surabaya
Prosesi Penghormatan Terakhir Vincentcius Evan dan Nathanael, Keluarga Sudah Ampuni Tindakan Teroris
Penghormatan terakhir untuk Vincentcius Evan dan Nathanael, keluarga mengatakan sudah mengampuni tindakan teroris.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Agustina Widyastuti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Suasana duka menyelimuti para peziarah yang mengikuti prosesi penghormatan terakhir yakni penutupan peti almarhum Vincentcius Evan dan Nathanael di Rumah Persemayaman Adi Jasa, Demak, Surabaya yang dilaksanakan sejak pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, Rabu (16/5/2018).
Lantunan doa dibacakan oleh peziarah dengan dipimpin romo dari beberapa gereja di Surabaya untuk mengiringi kepergian kakak beradik malang itu.
Ratusan Peziarah Padati Prosesi Penutupan Peti Korban Bom Gereja Surabaya Evan dan Nathanael
Sebelum prosesi melihat wajah mendiang Evan dan Dimas, perwakilan dari keluarga memberi sambutan untuk yang terakhir kalinya kepada para peziarah.
“Kami berterima kasih kepada seluruh warga yang membantu kami. Sekali pun pahit dan pedih yang kami rasakan, akhirnya Weny (ibu korban) mau mengampuni penjahat itu. Sekali lagi kami meminta doanya, karena Weny akan dioperasi dalam waktu dekat,” ujar Ratna Handayani selaku nenek dari Evan dan Nathan.
Setelah itu, romo melakukan prosesi pengurapan memberi wewangian kepada kedua kakak beradik itu.
Romo Romanus Sukamto, perwakilan romo dari Sekolah Santo Yusuf, Malang yang juga memimpin doa, merasa kehilangan atas kejadian pilu ini.
Tetap Tegar, Ayah Korban Ledakan Evan dan Nathanael Sudah Minta Peluk Risma dari Kemarin
“Kami kehilangan saudara, sahabat, yang tak terpikirkan sebelumnya. Kami mohon doa kepada semua orang karena ini sesuatu yang extraordinary,” ungkap Romo Sukamto selaku guru Weny, ibu dari Evan dan Nathan.
Di akhir sambutannya, Ratna meminta kepada awak media agar tidak terus memberitakan tragedi ini, mengingat pihak keluarga masih diselimuti duka yang mendalam.
“Kami minta tolong sudahi pemberitaan duka ini,” pintanya.
Diketahui, Weny juga menjadi korban pengeboman gereja di Surabaya tersebut.
Ia duduk di kursi roda saat pemakaman anaknya berlangsung.
Terapis dari Pemkot Surabaya dan Universitas Dikerahkan Fasilitasi Trauma Healling di GKI
Weny hanya diam dengan ekspresi kesedihan yang mendalam terlihat di wajahnya.
Menurut Romo Sukamto, Weny merupakan sosok yang tekun, menyayangi teman-teman, dan anak-anak.
“Weny pribadinya sangat baik, orangnya tekun dan menyayangi teman serta anak-anaknya,” jelas Romo Sukamto.