Serangan Bom di Surabaya
Terapis dari Pemkot Surabaya dan Universitas Dikerahkan Fasilitasi Trauma Healing di GKI
Pasca dapat serangan bom bunuh diri, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro menggelar terapi pengobatan trauma untuk jemaat.
Penulis: Manik Priyo Prabowo | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan wartawan TribunJatim.com, Manik Priyo Prabowo
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pasca dapat serangan bom bunuh diri, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro menggelar terapi pengobatan trauma untuk jemaat.
Josua Poli, anggota majelis jemaat GKI menjelaskan, petugas kepolisian melepas garis Polisi sejak Senin (14/5/2018) malam sehingga kini gereja bisa digunakan seperti biasanya.
GKI dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya membuka pengobatan terapi penyembuhan trauma.
“Terapis trauma Healing sudah disiapkan dari Pemkot, Pemprov dan praktisi universitas,” katanya saat ditemui TribunJatim.com, Rabu (16/5/2018).
(Sempat Berhadapan dengan Pelaku, Saksi Mata Ungkap Suasana Penyerangan Mapolda Riau, Polisi Teriak)
“Pihak gereja juga menyediakan terapis sendiri yang juga jemaat gereja,” lanjutnya.
Josua memaparkan, program terapi trauma healing ini rencananya akan dibagi menjadi dua program.
Program pertama adalah trauma healing dengan cara jemput bola, sedangkan kedua adalah program trauma healing di gereja.
Selain terapi pengobatan secara medis, GKI juga menggelar doa bersama khsus untuk korban bom.
“Doa bersama ini juga bagian dari program trauma healing. Bedanya pengobatan melalui doa dan meneguhkan batin supaya tetap tegar mengikuti Yesus meski dilanda bencana apa saja,” tandasnya.
(Polres Tuban Ancam Produsen Sembako Permainkan Harga Akan Diproses Hukum)