Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Serangan Bom di Surabaya

Penangkapan Teroris Jatim Makin Ungkap Hal Mengejutkan: Ada Ruang Khusus Untuk Kegiatan Misterius

Penyisiran pihak kepolisian terhadap para terduga teroris di wilayah Jawa Timur semakin membuahkan banyak fakta mengejutkan.

TRIBUNJATIM.COM/Kolase
Penggerebekan terduga teroris di Dukuh Pakis, Surabaya, Selasa (15/5/2018) malam. 

TRIBUNJATIM.COM - Insiden berdarah yang membuat Indonesia berduka pada Minggu (13/5/2018) membuat negara ini sangat terpukul.

3 bom yang meledak di waktu bersamaan di gereja Surabaya menciptakan duka sangat mendalam.

Diiringi dengan serangan susulan lain yang bertubi-tubi terus datang lagi di berbagai wilayah.

Pertama kali dipicu dari kejadian di Mako Brimob tepat seminggu sebelum insiden 3 Gereja Surabaya terjadi.

Suasana rumah tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5/2018) setelah berhasil dikuasai kembali oleh Polri. Sebanyak 155 tahanan terorisme akhirnya menyerah tanpa syarat ke pihak aparat kepolisian setelah kerusuhan selama kurang lebih 36 jam.
Suasana rumah tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5/2018) setelah berhasil dikuasai kembali oleh Polri. Sebanyak 155 tahanan terorisme akhirnya menyerah tanpa syarat ke pihak aparat kepolisian setelah kerusuhan selama kurang lebih 36 jam. (Dok Polri)

Sekarang ini, pihak kepolisian yang terdiri dari Densus 88 dan Gegana selalu siap waspada.

Selain itu, pemerintah juga sudah menjalankan kegiatannya untuk menyisir semua warga Indonesia yang berpotensi sebagai teroris.

Nyaris di semua kota di Indonesia sekarang sedang digalakkan untuk menangkap para teroris tersebut.

Beberapa titik terbanyak keberadaan teroris ternyata bersumber juga dari Jawa Timur.

Setidaknya sudah lebih dari 15 orang yang kini diamankan oleh kepolisian.

Rumah suami istri terduga teroris yang diamankan Densus 88 Antiteror di Singosari, Malang, Selasa (15/5/2018).
Rumah suami istri terduga teroris yang diamankan Densus 88 Antiteror di Singosari, Malang, Selasa (15/5/2018). (TRIBUNJATIM.COM/MUFIDAH AYU KS)

Pemerintah bersama kepolisian daerah Jatim menyisir dan menemukan banyak fakta baru tentang jaringan ini.

Beberapa di antara menyebutkan soal kelompok JAD yang selama ini banyak dikaitkan dengan para teroris ini.

Berikut ulasan lebih lengkap soal penemuan polisi terbaru tentang penyisiran jaringan teroris.

Polisi menangkap ketua kelompok jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah Jawa Timur.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan terduga teroris yang tertangkap di Kabupaten Malang, Jawa Timur merupakan ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah Jawa Timur.

Terduga teroris berinisial AU tersebut ditangkap di rumahnya di Singosari, Kabupaten Malang.

"Bukan hanya ketua JAD Surabaya, Ketua JAD Jatim sudah kami tangkap di Malang, tadi saya sudah dapat informasinya."

"Namanya, inisialnya AU," ucap Kapolri, Jenderal Tito Karnavian.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat konferensi pers di Media Center Polda Jatim, Senin (14/5/2018).
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat konferensi pers di Media Center Polda Jatim, Senin (14/5/2018). (TRIBUNJATIM.COM/NDARU WIJAYANTO)

Kabarnya, terduga teroris ini ditangkap tanpa melakukan perlawanan.

Ia ditangkap di rumahnya di daerah Singosari, Malang, Jawa Timur.

Penyisiran polisi terhadap teroris di kawasan Probolinggo.

Dikutip dari Kompas.com, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri bersama jajaran Polresta Probolinggo menggerebek Perumahan Sumbertaman, Kota Probolinggo, Rabu (16/5/2018) malam.

Hasilnya, polisi menangkap tiga terduga teroris tanpa perlawanan.

Awalnya, tim menggeledah satu rumah bercat hijau dan mengamankan satu orang.

terduga teroris
terduga teroris di Probolinggo (Kompas.com)

Tim lalu meluncur ke mushala di kompleks perumahan sehingga meembawa dua orang terduga teroris.

“Ketiga terduga teroris diperiksa di Mapolresta Probolinggo. Mereka adalah F, F dan H. Mereka bertiga kemungkinan ada kaitannya dengan teror bom Surabaya,” kata Kapolresta AKBP Alfian Nurrizal, Kamis (17/5/2018) dini hari.

Penangkapan Dukuh Pakis.
Penangkapan Dukuh Pakis. (kolase)

Hasil penemuan polisi setelah mengubek-ubek rumah para terduga teroris.

Dalam penggerebekan tersebut, warga setempat diminta polisi untuk tetap berada di dalam rumah.

Para wartawan pun dilarang mendekat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

Penggerebekan diikuti 35 personil Densus 88 Antiteror dan 65 personil dari Mapolresta Probolinggo.

Rumah terduga teroris, Kristianto yang ditangkap aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror di sebuah mushalla di Jalan Tenaga Turirejo, Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pada Selasa (15/5/2018).
Rumah terduga teroris, Kristianto yang ditangkap aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror di sebuah mushalla di Jalan Tenaga Turirejo, Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pada Selasa (15/5/2018). (TRIBUNJATIM.COM/AYU MUFIDAH KARTIKA SARI)

Alfian menambahkan, tim gabungan mengamankan beberapa barang bukti di antaranya, senapan angin, satu buah busur panah, satu buah golok dan rakitan elektronik.

Adanya ruangan khusus di dalam rumah tinggal ketiga terduga teroris.

Alfian mengungkap bahwa tak ada perlawanan berarti ketiga terduga teroris saat digrebek.

Namun cukup mengherankan karena dalam rumah tinggal mereka polisi mengungkap adanya sebuah ruangan khusus.

Empat terduga teroris ditangkap petugas gabungan Polresta Sidoarjo bersama Densus 88 di Dusun Jedong, Desa Urangagung Jedong, Kecamatan Kota Sidoarjo, Senin (14/5/2018) siang.
Empat terduga teroris ditangkap petugas gabungan Polresta Sidoarjo bersama Densus 88 di Dusun Jedong, Desa Urangagung Jedong, Kecamatan Kota Sidoarjo, Senin (14/5/2018) siang. (SURYA/M TAUFIQ)

Ruangan tersebut adalah sebuah musalla.

Ya, tetapi bukan musalla biasa yang banyak dibangun pada umumnya.

Menurut penuturannya Musalla itu adalah Musalla eksklusif.

“Saat ditangkap mereka tidak melakukan perlawanaan. Petugas juga tidak menemukan bahan peledak di rumah dan musalla eksklusif. Ya, musalla eksklusif itu didatangi orang-orang tertentu saja,” kata AKBP Alfian.

Menurut tetangga terduga teroris, ketiga orang yang dibawa petugas tertutup dan jarang bergaul dengan masyarakat. Tetangga juga tidak tahu apa pekerjaan mereka.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved