VIDEO: Lagi Live di TV, Tangis Wali Kota Risma Tiba-tiba Pecah Saat Wawancara Soal Terorisme
Lagi LIVE di TV, Wali Kota Risma tiba-tiba menangis. Suasana studio pun langsung berubah. Lihat videonya di sini:
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Aksi teror bom di Surabaya membuat duka mendalam tak hanya bagi para korban, namun juga seluruh warga Surabaya.
Pemkot Surabaya berbenah dengan berbagai pertemuan sebagai upaya deteksi dini adanya warga dengan paham radikal.
Di antaranya dengan mengumpulkan RT/RW, Kepala Sekolah, hingga takmir masjid.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini kemarin sempat mengatakan tidak bisa tidur lantaran memikirkan bagaimana langkah-langkah yang akan diambil guna melakukan deteksi dini.
Baca: Usai Teror Bom di Surabaya, Pengamat Bocorkan Siapa Target Sebenarnya Teroris, Sempat Sebut Ahok
"Saya gak bisa tidur mikirin itu," ungkap Risma pada konferensi pers, Selasa (15/5/2018).
Hari ini juga pertemuan tersebut digelar dengan pengarahan langsung dari wali kota.
Meski tampak bersemamgat memberi pengarahan, terlihat kondisi Risma tidak seperti biasanya.
Suaranya serak hampir habis sehingga tidak banyak memberi keterangan pada awak media.
"Ya itu tadi pesanku ke guru-guru," jelas Risma dengan suara serak hampir tak terdengar usai bertemu kepala sekolah e-Surabaya, Rabu (16/5/2018).
Sejak terjadinya teror bom, Risma banyak beraktivitas mulai dari berpatroli, menyambangi rumah duka para korban, hingga melihat langsung lokasi penggerebekan terduga teroris.
Risma sujud
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tiba-tiba bangkit dari podium Pertemuan Gedung Wanita Kalibokor, Surabaya, Rabu (16/5/2018) siang.
Dia memilih sujud di hadapan takmir.
Awalnya, Perempuan ini mempercepat langkahnya dan behenti di salah satu takmir masjid.
Dia sesaat sujud di hadapan takmir tersebut.
Ratusan takmir masjid yang hadir dalam pertemuan itu terheran-heran atas sikap Wali Kota Risma.
"Ada apa, ada apa. Kok sampai sujud Bu Wali begitu," reaksi para takmir yang hadir.
Risma yang tampak lelah dengan suara mulai serak dikagetkan dengan pertanyaan Muhammad Tohir, salah satu Takmir Masjid Masyitoh Mulyorejo.
"Kenapa undangan ini berbunyi pembinaan takmir. Salah kami sebagai takmir apa," kata Tohir.
Tohir mengusulkan agar undangan itu lebih baik berbunyi silaturahmi.
Bukan pembinaan yang bermakna bahwa para takmir dianggap keliru.
Dalam pembinaan ini, Risma hadir sebagai pembina.
Mendengar reaksi Takmir Tohir, Risma yang mengenakan kebaya coklat dan berjilbab senada berjalan menghampiri lokasi Takmir tersebut.
Dia langsung bersujud di hadapan takmir tersebut.
Suasana menjadi terharu dan semua takmir terdiam.
Surya yang menyaksikan aksi sujud Risma melihat para takmir tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Saya mohon maaf. Undangannya mendadak," kata Risma.
Mendengar permintaan maaf ini, semua hadirin terdiam. Risma kembali menyampaikan bahwa pihaknya perlu mengumpulkan para takmir untuk kebaikan bersama. Mengingat Surabaya dua hari diteror bom.
Sementara itu, melihat reaksi Risma yang sujud minta maaf di hadapannya, Tohir hanya bisa menatap kaget. Risma sebenarnya tidak persis di kaki Tohir. Tapi lorong deretan kursi hadirin Takmir.
"Bukan maksud saya menyalahkan. Tapi tadi memang saya mereaksi karena undangan berbunyi pembinaan takmir. Kan berarti ada yang salah sehingga kami perlu dibina," ucap Tohir.
Setelah tahu Risma sujud minta maaf, Tohir merasa menyesal. Dirinya juga tak menyangka direaksi Risma yang wali kota sampai sujud minta maaf.
Dalam pertemuan dengan wali kota itu, ratusan takmir diminta kerja samanya dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan tentrem. Biasanya ceramah yang menghasut kerap terjadi di masjid.
Risma minta takmir berperan dalam konteks ceramah itu. "Sebaiknya setiap ceramah harus disampaikan dulu tema dan judulnya," kata salah satu takmir.
Muhammad Iksan, ketua takmir masjid Kapas Krampung menuturkan bahwa saat-saat ini semua harus meningkatkan kewaspadaan karena banyaknya teroris. "Tapi masjid kami di jalan raya sehingga siapa pun bisa salat di masjid," kata Iksan.
Tangis Risma pecah
Kompas TV melakukan wawancara dengan Risma via video call, Kamis (17/5/2018) malam.
Wawancara tersebut tentunya masih soal kasus terorisme di Surabaya beberapa waktu lalu.
Namun, tiba-tiba tangis Risma pecah ketika mendapatkan pertanyaan dari pemandu acara, Rosiana Silalahi.
Saat itu Risma tampak berusaha mengatakan, anak-anak yang ikut orangtuanya menjadi teroris sama sekali tidak mengerti apa yang dilakukannya.
Tepatnya, tidak memahami apa yang sedang dilakukannya.
"Nggak ngerti saya, mereka nggak ngerti,"ucap Risma
Suasana studio pun langsung berubah.
Sejumlah penonton juga terlihat menitikkan air mata.
Risma melanjutkan, dia pun membuat trauma center untuk memulihkan anak-anak tersebut.
Berikut ini adalah videonya: