Serangan Bom di Surabaya
Hilangkan Trauma Bom, Siswa SD Muhammadiyah dan SDK Santa Clara Main Bersama
Teror bom di Surabaya membuat anak-anak trauma, sehingga dipilihlah permainan khusus ini untuk menghilangkannya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Isu agama terkadang dikaitkan dengan kasus terorisme. Salah satunya saat teror bom bunuh diri menyasar tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018) lalu.
Salah satu gereja yang jadi korban adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, di Jalan Ngagel Madya. Gereja ini berdekatan dengan SD Katolik Santa Clara.
Melihat fenomena tersebut, SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya dan SDK Santa Clara, Kamis (24/5/2018) menggelar acara bermain bersama untuk menghilangkan trauma anak, di SDK Santa Clara.
Para siswa SDM 6 dengan memakai seragam lengkap dengan hijabnya diajak membaur dengan siswa SDK Santa Clara.
Berkat Aksi Heroik Aktivis Gereja ini Lawan Teroris, Jemaat Gereja Santa Maria Banyak Terselamatkan
Hujan Air Mata Iringi Penghomatan Terakhir untuk Evan, Korban Bom Gereja si Jagoan Matematika
Tak hanya bermain, masing-masing sekolah juga mengenalkan pengurus sekolahnya. Hingga mengenalkan sosok Suster yang menjadi kepala SDK Santa Clara yang masih awam bagi anak SDM 6.
Davina Auriel Luthfiah (11), siswa krlas 5 SDM 6 Gadung mengungkapkan baru pertama kali mengunjungi sekolah katolik.
"Anaknya sama serunya, sama asyiknya. Kata Suster kami semua sama meskipun beragam agama. Jadi harus saling menghargai,"ungkapnya.
Sementara siswa SDK Santa Clara, Vinsensius Ferrel Agung (12) mengungkapkan bermain bersama anak sekolah lain bukan hal pertama baginya.
Meskipun banyak isu perpecahan yang menimbulkan kebencian, menurutnya tidak terbukti.
"Saya juga pernah main bola bersama anak-anak muslim, kami sama dan slaing menghargai,"urainya.
Ajak 4 Anaknya yang Bocah Bunuh Diri Bom 3 Gereja, Begini Perilaku Aneh Keluarga Dita dan Puji
Diajak Ortu Ngebom Polrestabes, Tubuh Bocah 7 Tahun ini Terlempar 3 Meter, Mukjizat Tuhan Datang
Kepala Sd Muhammadiyah 6 gadung, Munahar kegiatan bersama ini sebagai wujud silaturahmi agar memperkuat hubungan yang terjalin pasca terjadinya teror bom.
"Peristiwa teror bom yang menurut kami menyayat kebersamaan. Kami ke sini untuk mengucapkan bela sungkawa, karena sekolah berada satu komplek dengan gereja yang terkena ledakan," ujarnya.
Selain itu, kegiatan bersama ini diharapkan bisa memberikan edukasi pada anak-anak Islam yang penuh kedamaian.
"Anak-anak baru selesai ujian akhir sekolah. Yang kami ajak 10 anak kelas empat dan lima. Sekalian mengenalkan NKRI pada anak-anak sejak dini," tegasnya.
Sr Bernadetha Wiwik Tiyani MC, Kepala SDK Santa Clara mengungkapkan isu keberagaman memang menjadi konsen saat ini. Dengan adanya kegiatan ini, maka siswa antar agama bisa saling berempati.
Kisah Pilu Wenny yang Saksikan Detik-detik Pelaku Ledakkan Bom dan Merenggut Dua Anaknya
Tiga Orang Bercadar Masuk Gereja Kristen Indonesia, Lalu Bom Meledak dan Menghancurkan Semua
"Anak-anak sekolah kami pastinya penasaran dengan siswa muslim, karena memang jarang ada kegiatan yang melibatkan siswa sekolah lain khususnya yang muslim di sekolah," tandasnya. (Surya/Sulvi)