Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tobat Usai Jadi Pelaku Teror Bom Bali, Umar Patek Ngaku Pernah Alami Hal Mengerikan di Penjara

Jalan tobat Umar Patek ternyata tak mulus. Terkuak ternyata dia pernah alami hal mengerikan ini di penjara.

Penulis: Januar | Editor: Januar
istimewa
Umar Patek 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok narapidana teroris Bom Bali I Umar Patek mengungkapkan alasan kini dirinya telah bertobat.

Dilansir TribunJakarta.com dari akun YouTube Channel Najwa Shihab, dirinya menyatakan bertobat dari aksi teror karena keluarga.

Menurutnya, keluarga merupakan faktor yang mendukung dirinya di saat dalam keputusasaan dan terkucilkan.

“Keluarga yang mengubah jalan hidup saya,” paparnya.

Lebih lanjut Umar mengatakan, Ia merasakan bersaudara dengan unsur TNI, polisi dan lain-lainnya sehingga dirinya tak merasa sendirian lagi.

Baca: 3 Fakta Baru Hubungan Bocah SD yang Hamili Siswi SMP Terungkap, Sering Manfaatkan Rumah yang Kosong

“Mereka semua merangkul kepada saya. Mereka tidak ada yang membenci. Mereka merangkul. Mereka tetap menganggap sebagai saudara," imbuhnya.

Diketahui sebelumnya, Umar Patek ikut membantu Mukhlas Cs meracik dan merakit Bom Bali 2002, di sebuah kontrakan di Jalan Menjangan, Bali.

Melansir Tribunnews.com, Ia mengaku datang ke Bali atas perintah Mukhlas, ingin melakukan pembalasan untuk umat muslim di Palestina.

Saat itu, dirinya tak sepaham adanya aksi tersebut namun ia harus mengikuti kata senior, Dulmatin.

Baca: Sebelum Surabaya Diteror Bom, Umar Patek Pernah Kirim Info Penting ke Densus 88, Sekarang Terbukti

"Saya hanya ikut Dulmatin," ujarnya dalam persidangan, Senin (7/5/2012).

Hal ini dilakukan keempat kalinya menempati posisi sebagai pembawa bendera Merah Putih di tim pengebar bendera dalam upacara bersama narapidana dari berbagai kasus kriminal lainnya.

“Saya tidak ditunjuk, tapi mengajukan diri. Dan Alhamdulillah saya bersyukur untuk tetap dipercaya kembali menjadi pembawa bendera. Dan ini sudah keempat kalinya bagi saya menjadi pengibar bendera.

Pertama kali saat Hari Kebangkitan Nasional tahun 2015, lalu tiga kali berturut-turut di HUT RI tahun 2015, 2016 dan sekarang di HUT RI tahun 2017 ini,” ujar Umar Patek usai upacara di Lapas Porong, Kamis (17/8/2017).

Baca: Dipeluk Korban Bom Thamrin, Aman Abdurrahman Bisikkan Pengakuannya ke Ipda Denny, Cuma 1 Kalimat

Dia mengaku berlatih selama sekitar satu minggu dan mendapatkan pendampingan dari seorang mantan prajurit Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI-AL, Suud Rusli yang kini menjadi terpidana mati dalam kasus Pembunuhan Bos PT Asaba yaitu, Boedyharto Angsono dan pengawalnya, Edy Siyep, pada 2003.

“Selama ini mas Suud yang melatih. Persiapanya cuma seminggu sebelum upacara perayaan kemerdekaan ini,” ujarmya.

Pria yang pernah memperoleh pendidikan dari Akademi Militer Mujahidin Afghanistan ini berharap kepada kita semua sebagai warga negara Indonesia untuk dapat terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan merawat kebhinekaannya juga.

“Karena ini makna atau isensi dari kemerdekaan yaitu sebuah anugerah yang Allah berikan kepada kita. Maka sebagai bentuk rasa syukur kita diberikan kemerdekaan, maka kita harus menjaga dan merawat negeri ini dengan sebaik-baiknya dengan segala macam kebhinekaannya,” ujar pria yang menjadi asisten koordinator lapangan pada peristiwa peledakan Bom Bali tahun 2002 ini.

Baca: 11 Hari Tewas Usai Aksi Teror Bom, Jenazah Dita Akhirnya Dimakamkan, Hal Ganjil Terjadi di Kuburan

Diketahui sebelumnya, Umar Patek ikut membantu Mukhlas Cs meracik dan merakit Bom Bali 2002, di sebuah kontrakan di Jalan Menjangan, Bali.

Melansir Tribunnews.com, Ia mengaku datang ke Bali atas perintah Mukhlas, ingin melakukan pembalasan untuk umat muslim di Palestina.

Saat itu, dirinya tak sepaham adanya aksi tersebut namun ia harus mengikuti kata senior, Dulmatin.

"Saya hanya ikut Dulmatin," ujarnya dalam persidangan, Senin (7/5/2012).

Baca: 5 Fakta Bocah SD Hamili Siswi SMP, Terungkap Cara Pacarannya hingga Jawaban Ayahnya yang Tak Pantas

Umar Patek selalu merasa berat bila harus menolak permintaan Dulmatin.

Menurutnya, Dulmatin kerap kali membantunya dalam urusan risiko dapur.

Hingga dirinya memutuskan berangkat dan tiba di Bali, 2 Oktober 2012.

Di Bali ia mendapatkan tugas untuk meramu bahan peledak.

Baca: Ahli Ungkap Nasib yang Akan Diterima Bocah SD yang Hamili Siswi SMP Jika Dinikahkan, Merinding!

"Saat itu saya tidak bisa pulang, karena saya tidak punya uang, sehingga tidak mungkin saya pulang, walaupun dengan berat hati, saya terpaksa membantu mereka. Tapi, alhamdulillah Sawad sudah menyelesaikannya saat itu," tuturnya.

Usai menyelesaikan tugasnya, Ia kembali pulang lebih awal ke Solo menggunakan bis.

Ia mengetahui adanya aksi bom itu dari televisi.

"Saya sedih dan menyesali kejadian itu karena saya sempat menentang," tukasnya.

Baca: Baru Sunat, Bocah SD Sudah Hamili Siswi SMP, Hal Buruk Ini Disebut Akan Menimpa Anak Mereka, Miris

Alami hal mengerikan usai tobat

Jalan Umar Patek untuk tobat rupanya tidak berjalan mulus.

Sebab, dia justru mengalami sejunlah hal mengerikan usai tobat.

Itu terkuak saat dia menjawab pertanyaan Najwa Shihab.

Baca: 2 Anggota DPRD Banyuwangi Bercanda Soal Bom di Bandara, Jawabannya Soal Isi Tasnya Kelewat Miris

Menurutnya, reaksi semacam itu tentu ada.

"Seperti ancaman ataupun risiko-risiko yang lain sudah saya alami sendiri. Seperti barang-barang milik saya dicuri oleh beberapa napi teroris yang tidak sepaham dengan saya saat itu. Kemudian bahkan sampai kepada ancaman pembunuhan yang akan dilakukan oleh napi yang lain,"ucap Umar.

Berikut ini adalah videonya:

Baca: 9 Hari Tewas Usai Jadi Korban Teror Bom di Surabaya, Polisi Ungkap Kondisi Jenazah Bayu, Miris

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved