DO dari Kampus Negeri, Mahasiswi ini Pergi ke Turki Diduga Gabung ISIS, Lalu Inilah yang Terjadi
Pihak kampus negeri ini pernah didatangi intelejen untuk memastikan data mahasiswinya yang diduga gabung ISIS. Astaga ternyata ...
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Irma Novianingsih (23), satu dari delapan orang WNI yang dideportasi dari Turki dipastikan tidak lagi berstatus mahasiswa IAIN Tulungagung.
Sebab Irma sudah tidak melakukan registrasi ulang selama dua semeter berturut-turut, yaitu semester 7 dan semester 8.
“Karena dua kali tidak registrasi, maka otomatis dia DO. Kalau pun semester 9 nanti dia berusaha registrasi, sistem akan otomastis menolaknya,” tegas Wakil Rektor IAIN Tulungagung Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Abad Badruzzaman, Senin (28/5/2018).
Mantan Pentolan JI dan Adik Trio Bomber Bali Ungkap Sebab Surabaya Dibom, Astaga Ternyata
Menurut Abad, pihaknya pernah didatangi intelejen untuk memastikan data mahasiswa atas nama Irma Novianingsih.
Dari data yang disampaikan intelejen itu, semua persis mengarah pada mahasiswanya.
Mulai dari nama, sekolah asal, nama orang tua dan data lainnya.
“Tapi kami belum berani menyatakan keterlibatan Irma pada kelompok garis keras, sebelum ada konfirmasi langsung dari pihak yang berwenang,” tandasnya.
Keluarga Mohamed Salah Dirampok, Bintang Liverpool ini Malah Memberi si Rampok Uang dan Pekerjaan
Meski demikian, temuan kasus ini juga akan menjadi antisipasi IAIN Tulungagung dalam penerimaan mahasiswa baru.
Ada screening khusus untuk memastikan pandangan ideologi calon mahasiswa baru.
Jika terbukti berafiliasi dengan kelompok radikal, maka akan langsung digugurkan.
Secara kelembagaan, temuan ini juga menjadi bahan pembahasan.
Salah satunya dengan memberikan instruksi ke Unit Kegiatan mahasiswa (UKM), agar ikut membantu proses pemantauan kelompok radikal.
Pemimpin ISIS ini Paling Brutal, Jagal Ratusan Orang, Bakar Tawanan, dan Bunuh Semua Keluarga Istri
“Apa pun namanya, seperti lingkar studi akan dipantau. Jika terbukti mereka prokelompok radikal, akan diambil tindakan,” tambah Abad.
Sebelumnya ada buletin dari kelompok tertentu yang disebarkan di Kampus IAIN setiap hari Jumat.
Karena mengarah para kelompok anti Pancasila, penyebaran buletin ini dilarang.