Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Banyak Anak Sekolah di Tulungagung Alami Gangguan Penglihatan

Hasil sementara Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Anak Sekolah di Tulungagung, didominasi masalah visus atau gangguan penglihatan.

|
Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/David Yohanes
Salah satu siswa di SDN 03 Rejoagung Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menutup salah satu matanya dengan tangan untuk menguji penglihatan dalam Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Anak Sekolah. Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung paling banyak menemukan siswa dengan gangguan visus, diduga karena kebiasaan buruk seperti kebiasaan main gawai dalam jangka panjang. 

Poin penting:

  • Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Anak Sekolah di Tulungagung menunjukkan hasil sementara didominasi gangguan visus atau masalah penglihatan.
  • Dinkes Tulungagung merekomendasikan siswa dengan minus kecil untuk memperbaiki pola hidup, membatasi penggunaan gawai, dan duduk lebih depan di kelas, sementara yang minus besar disarankan memakai kacamata

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Hasil sementara Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Anak Sekolah di Tulungagung, didominasi masalah visus atau gangguan penglihatan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) belum memastikan angka gangguan visus ini, salah satu dugaan karena kebiasaan main gawai di kalangan pelajar.

Menurut Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Tulungagung, dr Aris Setiawan, banyak penyebab masalah visus, seperti genetik dan kebiasaan sehari-hari. 

“Penyebabnya tidak pasti, karena belum ada pemantauan atau penelitian. Bisa genetik atau kebiasaan yang salah,” jelas Aris.

Kebiasaan yang merusak penglihatan itu antara lain, penggunaan gawai dalam jangka panjang, kebiasaan membaca dengan penerangan kurang, dan main HP di tempat remang-remang.

Baca juga: Cek Kesehatan di Tulungagung, Banyak Siswa SD Gangguan Penglihatan Diduga Akibat Sering Main HP

Para pelajar dengan mata minus yang besar direkomendasikan untuk menggunakan kaca mata.

Namun jika minusnya masih seperempat atau setengah, maka direkomendasikan untuk mengubah pola hidup.

“Minus yang masih kecil tidak bisa diberi kacamata, karena pemberian kacamata tidak boleh sama persis dengan minusnya. Jadi minus seperempat atau setengah masih aman,” sambung Aris.

Meski demikian  para siswa ini direkomendasi untuk mengubah pola hidup untuk menjaga visus tetap baik.

Salah satunya membatasi penggunaan gawai, tidak membaca sambil tidur atau di tempat remang.

Di kelas, mereka juga dipindah tempat duduknya lebih ke depan agar bisa melihat tulisan di papan tulis.

“Kalau misalnya badannya tinggi, duduknya di depan tapi bagian pinggir agar tidak menutupi temannya. Sambil ubah pola hidup dan asupan gizi,” tegas Aris.

Dalam PKG Anak Sekolah ini juga ditemukan 1 siswa tingkat SD yang menderita TBC.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved