Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

EPA Sempat Mengeluh ke Teman Sekolah Khawatir Tidak Bisa Masuk SMA Favorit di Kota Blitar

Dugaan penyebab korban bunuh diri karena khawatir tidak bisa masuk di salah satu SMA favorit di Kota Blitar

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yoni Iskandar
Surya/samsul hadi
Surat wasiat remaja gantung diri di Kota Blitar 

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Motif bunuh diri yang dilakukan EPA, remaja 16 tahun, di kamar kos masih menjadi misteri.

Tetapi, teman-teman sekolah EPA ramai membicarakan penyebab korban bunuh diri karena khawatir tidak bisa masuk di salah satu SMA favorit di Kota Blitar karena terbentur sistem zonasi.

Seperti dikatakan Wulan, siswa satu kelas EPA di SMPN 1 Kota Blitar. Menurutnya, EPA memang ingin melanjutkan di SMAN 1 Kota Blitar.

Tetapi, dengan sistem zonasi, dia khawatir peluang masuk di SMAN 1 Kota Blitar kecil.

Sistem zonasi ini memprioritaskan siswa domisili Kota Blitar. Kuota siswa luar kota hanya 10 persen. Sedangkan EPA, domisilinya di Srengat, Kabupaten Blitar.

Baca: Siswi Cantik yang Bunuh Diri Usai Lulus dari SMP Negeri, Ternyata Anak Cerdas dan Berprestasi, Tapi

"Saingannya berat, karena anak-anak kabupaten nilai ujian nasionalnya juga tinggi-tinggi. Selama ini anak SMPN 1 yang nilainya bagus tapi domisili kabupaten jarang diterima di SMAN 1," kata Wulan, Rabu (30/5/2018).

Hal serupa dikatakan Grace Margaret. Grace juga siswi SMPN 1 Kota Blitar seangkatan dengan EPA beda kelas.

Tetapi, Grace kenal dengan EPA karena teman satu tempat les. Menurut Grace EPA memang ingin melanjutkan di SMAN 1 Kota Blitar.

"Dia anak pandai, sering mewakili sekolah ikut olimpiade," ujarnya.

Grace tidak menyangka EPA nekat mengakhiri hidup secara tragis. Grace masih sempat ketemu EPA di sekolah pada Senin (28/5/2018) lalu. Saat itu, EPA biasa saja. Tidak ada gelagat aneh pada diri EPA.

"Semalam saya dan mama sudah ke tempat korban dikremasi," katanya.

Wakil Kepala SMPN 1 Kota Blitar Bidang Kesiswaan, Katmadi mengatakan pihak sekolah sangat berduka dengan nasib yang menimpa EPA. Para guru dan siswa sejak semalam sudah melayat ke tempat korban dikremasi.

"Saya saja ikut lemas ketika menerima kabar itu. Dia siswa berprestasi, sering mewakili sekolah ikut olimpiade matematika," katanya.

Baca: Janjikan THR, Bos Ajak Karyawati ke Hotel, Dipaksa Melayani Nafsu Bejatnya

Soal kabar penyebab korban bunuh diri karena khawatir tidak bisa masuk di SMAN 1 Kota Blitar, Katmadi tidak membantah dan tidak mengiyakan. Menurutnya, siswa SMPN 1 rata-rata memang melanjutkan ke SMAN 1 Kota Blitar.

"Hampir 70 persen siswa lulusan SMPN 1 melanjutkan ke SMAN 1 Kota Blitar. Tapi korban tidak pernah cerita soal itu ke guru," ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved