Pilgub Jatim 2018
Perkumpulan Hwie Tiauw Ka Surabaya Tegaskan Hakka Netral di Pilgub Jatim
Perhimpunan Hakka Indonesia Sejahtera kepada salah satu pasangan calon (paslon) dalam Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pernyataan dukungan Perhimpunan Hakka Indonesia Sejahtera kepada salah satu pasangan calon (paslon) dalam Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur, dipersoalkan.
Hwie Tiauw Ka Surabaya sebagai salah satu perwakilan perkumpulan Hakka di Surabaya menegaskan bahwa organisasinya netral di pemilihan gubernur (pilgub) Jatim mendatang.
"Kami menyatakan netral. Anggota Hakka, khususnya yang di Surabaya, memilih sesuai keinginan masing-masing di pesta demokrasi nanti," kata Ketua Perkumpulan Hwie Tiauw Ka Surabaya, Alie Handojo, Rabu (13/6/2018).
Hakka adalah perkumpulan mayoritas masyarakat suku asli Tiongkok di Indonesia. Jumlah anggotanya mencapai sembilan juta orang di Indonesia. Sementara Perkumpulan Hwie Tiauw Ka Surabaya adalah perwakilan organisasi Hakka di Surabaya.
Untuk diketahui, sebelumnya pada Jumat (8/6/2018), keluarga Perhimpunan Hakka Indonesia Sejahtera di Jawa Timur berkumpul di Hotel Santika Gubeng, Surabaya. Mereka bertemu dengan Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Baca: Banyak Terjadi Kecelakaan di Tol, Ini Sebaiknya yang Dilakukan Pemudik
Di pertemuan itu, Ketua Perhimpunan Hakka Indonesia Sejahtera di Jawa Timur, Sugeng Prananto, juga menyatakan dukungan kepada paslon nomor urut satu tersebut.
"Perkumpulan Hakka seluruh Jawa Timur sudah satu hati untuk memilih pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jatim No 1, Khofifah-Emil," kata Ketua Hakka Indonesia Sejahtera, Sugeng Prananto di sela pertemuan itu.
Menanggapi hal itu, Alie menegaskan bahwa pihaknya belum pernah melakukan pembahasan terkait dukungan organisasinya di pilkada mendatang.
"Kami menyatakan bahwa pada tanggal 8 Juni lalu, kami tidak ada di tempat. Sehingga, kalau ada yang menyebut mengatasnamakan organisasi, kami menglasifikasi bahwa kami tidak ada pertemuan itu," ujarnya.
"Sebelumnya, juga tak ada pertemuan atau musyawarah yang membahas soal dukung-mendukung calon di pilkada nanti," kata Alie melanjutkan.
Tak hanya itu, sebagai kepanjangan tangan federasi, pihaknya juga belum mendapatkan arahan dari pusat.
Baca: Kecilnya Sudah Pegang Tas Puluhan Juta, Dewasanya Jadi Wanita Kaya dengan Rumah Tangga Penuh Sensasi
Alie menyebutkan bahwa pada pertemuan yang juga dihadiri Khofifah itu hanya sebatas mendengarkan penyampaian visi dan misi Khofifah sebagai kandidat gubernur.
"Pertemuan itu mengundang teman-teman untuk mengetahui visi dan misi Ibu Khofifah. Sekali lagi, hanya sebatas mendengar program calon pemimpin untuk lima tahun ke depan," ujarnya.
"Sehingga, kami terkejut dengan reaksi banyak orang yang bertanya soal kabar dukungan ini," kata Alie.
Baca: Demi Rp 20.000 Ribuan Warga Kediri Rela Antre Salam Tempel PT GG Tbk
Terkait pilkada mendatang, pihaknya mendorong organisasinya untuk menyukseskan penyelenggaraan pilkada sesuai dengan enam azas pemilu. Yakni, Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil.
"Semua harus datang di pilkada nanti. Sukseskan pilkada dengan ikut memberikan suara. Kami menyerahkan kewenangan anggota untuk memilih sesuai dengan keinginan masing-masing," ujarnya. (bob)