ITS Surabaya Buka Program Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Supply Chain Management
Institut Teknologi Sepuluh Nopember meluncurkan program baru Magister Manajemen Teknologi (MMT) dengan bidang keahlian Supply Chain Management.
Penulis: Triana Kusumaningrum | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusuma
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merespons kebutuhan dunia bisnis yang semakin tinggi dengan meluncurkan program baru, yaitu Program Magister Manajemen Teknologi (MMT) dengan bidang keahlian Supply Chain Management.
Pembukaan bidang studi baru ini diresmikan langsung oleh Rektor ITS Joni Hermana di Auditorium Sinar Mas, Departemen Teknik Industri ITS Surabaya, Kamis (5/7/2018).
"Program Magister Manajemen Teknologi bidang keahlian Supply Chain Management bertujuan untuk mengisi kekurangan tenaga profesional pada bidang logistik dan supply chain," ujar Kepala Departemen Manajemen Teknologi, I Nyoman Pujawan.
Baca: Pertama Kali Ikut Kompetisi di Jepang, Mahasiswa ITS Sabet Gelar Outstanding Position Paper Award
Transaksi digital, penggunaan robot cerdas, aplikasi cloud, printer tiga dimensi, dan berbagai perangkat yang berbasis kecerdasan tentu menyebabkan berubahnya keahlian manusia yang dibutuhkan.
"Oleh karena itu, kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan kerja saat ini dan masa mendatang," terang guru besar bidang Supply Chain ITS tersebut.

Nyoman juga mengatakan, skill baru sangat dibutuhkan di dunia kerja.
Bidang keahlian supply chain ITS ini akan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dalam pengelolaan aliran barang dan aliran informasi.
Baca: SBMPTN 2018 - ITS Surabaya Raih Peringkat Empat Nasional, 1.643 Calon Mahasiswa Baru Diterima
“Model konvensional dengan perkembangan teknologi saat ini sudah tidak relevan lagi,” tegas dosen Departemen Teknik Industri tersebut.
Nyoman mengaku pembukaan bidang studi ini termasuk terlambat di ITS, karena sebelumnya ITS sudah memiliki enam orang dosen yang ahli dalam bidang supply chain.
Untuk mengimbangi keterlambatan tersebut, Nyoman menjelaskan saat ini tengah diusahakan agar bidang studi ini bisa berkembang pesat.
Baca: Target Ekspor Mebel 2019 Mencapai USD 5 Miliar, HIMKI: Masih Sulit dan Banyak Kendala
Yuk subscribe YouTube Channel TribunJatim.com