Meski Sudah Ada CAT, Sekdaprov Jatim Ingin Tes Wawancara Masuk Tahapan Rekrutmen CPNS, Ini Alasannya
Salah satu tujuan Rapat Koordinasi Kepegawaian se-Jatim adalah untuk menyosialisasikan penerimaan sistem baru dalam penerimaan CPNS.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemprov Jatim menggelar Rapat Koordinasi Kepegawaian se-Jatim di Hotel Java Paragon Surabaya pada Kamis (5/7/2018) malam.
Dalam kesempatan itu, hadir Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sukardi dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim, Anom Surahno.
Salah satu tujuan diselenggarakannya acara tersebut adalah untuk menyosialisasikan penerimaan sistem baru dalam penerimaan CPNS berbasis Computer Assisted Test (CAT).
Baca: Jika Tidak Ada Rekrutmen CPNS, Inilah yang akan Dilakukan Pemprov Jatim saat Krisis ASN
CAT sendiri adalah suatu metode seleksi dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS.
Standar kompetensi dasar CPNS diperlukan untuk mewujudkan profesionalisme PNS, dan CAT dipercaya bisa menjamin standar kompetensi dasar CPNS dalam TKD (Tes Kompetensi Dasar).
Walaupun sudah ada CAT, Sukardi mengusulkan bahwa rekrutmen CPNS harus disertai tes wawancara.
Tes wawancara ini menjadi tahapan berikutnya setelah para peserta lolos dari tes berbasis komputer atau Computer Assisted Test (CAT).
Baca: Jika Rekrutmen CPNS di Jatim Diizinkan, Guru dan Tenaga Kesehatan akan Dapat Kuota Paling Banyak
“Saya usul, mestinya setelah ada tes CAT, juga ada tes wawancara terakhir. Jadi nanti kita dapat PNS yang selain pintar dari segi Teknologi Informasi, juga akhlaknya luar biasa, sebab pintar saja tidak cukup,” katanya, Kamis (5/7/2018).
Sukardi mengatakan, tes wawancara diperlukan untuk mengetahui tingkat kebaikan perilaku dan akhlak dari para peserta.
Dengan begitu, diharapkan Sumber Daya Manusia atau SDM CPNS yang akan bekerja bagi pemerintah benar-benar berkualitas, yakni memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
Baca: Dikenal Tertutup dan Jarang Bersosialisasi, Berikut 5 Hal Tentang Pelaku Teror Bom Pasuruan
“Jadi untuk penerimaan CPNS, tes dengan CAT ini sebetulnya kurang sempurna, karena kita pasrahkan hasilnya pada komputer, padahal komputer tidak bisa mengetes akhlak. Sehingga kita tidak bisa mengerti apakah akhlaknya peserta bagus atau tidak,” katanya.
Walaupun begitu, Sukardi menyadari ada beberapa hambatan untuk kembali menggunakan tes wawancara dalam rekrutmen CPNS.
Salah satunya, dikhawatirkan adanya praktek nepotisme.
Baca: Wings Air akan Buka Rute Baru Surabaya-Labuan Bajo PP, Ini Nih Jadwal Penerbangannya!
Namun kembali lagi, jika semua pihak, khususnya penyelenggara tes CPNS benar-benar profesional dan transparan, praktek tersebut tentu tidak akan terjadi.
“Akhlak dan pemahaman agama ini menjadi benteng yang luar biasa terhadap perilaku-perilaku negatif. Jadi suatu saat saya berharap ke depan tes wawancara ini diadakan kembali. Kita tidak bisa percaya sepenuhnya kepada komputer,” ujarnya.
Yuk subscribe YouTube Channel TribunJatim.com