Keluarga yang Terancam Lumpuh Pilih Damai Dengan Sekolah, Juga Cabut Tudingan ke Polwan
Mencabu tudingan Polwan diberikan keluarga siswi yang terancam lumpuh akibat hukuman squat jump, juga berdamai dengan sekolah.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Polres Mojokerto melakukan pertemuan bersama pihak keluarga Mashanum Dwi Aprilia bersama Gus Rofiq di Pondok Pesantren Al-Ghoits Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto, Senin (23/7/2018) malam.
Hanum adalah siswi SMAN 1 Gondang yang terancam lumpuh setelaj diberi hukuman squat jump oleh anggota dan seniornya, karena terlambat datang saat pelatihan Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) di sekolahnya.
Pertemuan itu bertujuan sebagai bahan penyelidikan sekaligus mengklarifikasi adanya pemberitaan terkait mekanisme proses penanganan oleh pihak Kepolisian.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP M Fery ingin meluruskan adanya pemberitaan yang menyangkut pautkan polisi wanita (Polwan) yang diinformasikan diduga sempat memarahi ayah Hanum bernama Sugiono (53).
"Tidak ada Polwan yang membentak atau memarahi ayah korban, bahkan ayah Hanum tidak bertemu dengan Polwan saat di rumah sakit," ujarnya.
• Anaknya Terancam Lumpuh Karena Squat Jump, Ortu Siswi SMAN 1 Gondang Ngaku Dimarahi Polwan
• AKBP Ony Rajaloa, Polwan yang Juara Menembak Dengan Pistol se-Jatim
Menurut Fery, menindaklanjuti hal tersebut sesuai intruksi Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata, pihaknya akan bertindak tegas apabila ada anggotanya yang bersikap kasar seperti itu. Pihaknya berupaya mengkonfrontir seluruh pihak untuk turut meluruskan informasi terkait penanganan kasus ini.
"Kami terbuka kalau ada anggota yang salah, pasti akan ditindak akan tetapi semuanya itu perlu diklarifikasi agar tidak ada yang dirugikan," tegasnya.
Pihaknya, kata Fery telah memediasi antara keluarga korban dengan perwakilan sekolah SMAN 1 Gondang. Dalam mediasi tersebut keduanya sepakat untuk berdamai.
Syaratnya, keluarga korban meminta pihak sekolah agar menanggung seluruh biaya perawatan Hanum selama di rumah sakit hingga sembuh. Selain itu, pihaknya meminta agar memperhatikan korban saat kembali ke sekolah untuk memastikan agar tidak menjadi korban bully.
• Lumpuh Akibat Hukuman Squat Jump Eskul, Siswi SMAN 1 Gondang Akan Diperiksa MRI
Sugiono (53) ayah Hanum menarik pernyataannya terkait adanya Polwan yang memarahinya di rumah sakit.
Pada forum tersebut Sugino berdalih tidak pernah bertemu dengan Polwan Polres Mojokerto.
Namun ia sempat ditelepon oleh Polwan yang suaranya bernada keras ketika menanyakan kondisi Hanum di rumah sakit.
"Saya tidak bisa ngomong," katanya sembari menolak saat diwawancarai Surya di lokasi pertemuan.
Untuk diketahui, Sugiono bercerita tentang polisi wanita alias Polwan yang sempat memarahinya saat dia di RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari Mojokerto, pada Jumat (20/7/2018) sekira pukul 16.18 WIB di ruangan Pondok Pesantren Al-Ghoits Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto.
• Mahasiswi PENS Surabaya yang Diantarkan Koma Usai Dijambret, Begini Pengakuan Driver Ojek Online
Dia menceritakan saat berada di ruangan rumah sakit Sugiono sempat di cecar sejumlah pertanyaan yang seakan memojokkan dirinya oleh polisi wanita dari Polres Mojokerto. Polisi itu menyanyangkan kasus ini tidak dilaporkannya kepada pihak berwajib.