Pilpres 2019
Mengintip Biografi KH Ma'ruf Amin, Cawapres Jokowi di Pilpres 2019
Terpilihnya nama KH Ma'ruf Amin mendampingi Joko Widodo sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres), membuat banyak yang penasaran dengan sosoknya.
TRIBUNJATIM.COM - Terpilihnya nama KH Ma'ruf Amin mendampingi Joko Widodo sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres), membuat banyak yang penasaran dengan sosoknya.
Keputusan meminang Ma'ruf Amin, disampaikan Jokowi setelah melakukan pertemuan dengan pimpinan partai-partai koalisi pendukungnya, Kamis (9/8/2018) petang, di Jakarta.
Menurut Jokowi, ia dan Ma'ruf akan menjadi pasangan yang saling melengkapi, nasionalis relijius.
• Deretan Artis yang Beri Dukungan ke Pasangan Jokowi-Maruf Amin, dari Nafa Urbach hingga Krisdayanti
Dilihat dari rekam jejaknya, Ma'ruf Amin memiliki pengalaman yang panjang di jabatan publik.
Dia pernah 7 tahun duduk sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2007-2014).
Ma'ruf Amin juga pernah menjadi anggota legislatif dari 1971 hingga 1999 dan aktif di organisasi kemasyarakatan sejak 1964.
Maruf merupakan cicit dari ulama Nusantara yang pernah menjabat sebagai Imam Besar Masjidil Haram, Syeikh An Nawawi Al Bantani. Ulama kelahiran Banten, 11 Maret 1943 ini merupakan lulusan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
• Mengenal Sosok Wury Estu Handayani, Istri KH Maruf Amin yang Masih Awet Muda

Lulus dari pesantren, Maruf melanjutkan pendidikan di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Jawa Barat. Dia mengambil konsentrasi Ilmu Ekonomi.
Maruf mengawali kariernya di bidang dakwah. Dia tercatat sebagai anggota Koordinasi Dakwah Indonesia (KODI) DKI Jakarta.
Selain itu, Ma`ruf sudah lama aktif di Nahdlatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia. Kariernya sebagai pendakwah terus menanjak.
Dia juga terjun di dunia politik melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ma`ruf tercatat sebagai anggota DPR DKI Jakarta. Reformasi menjadi momen yang turut mendongkrak nama Maruf di dunia perpolitikan nasional.
• 4 Tahun Silam, Maruf Amin Pernah Menikah Disaksikan Jusuf Kalla, Din Syamsuddin Nyeletuk Gini
Nama Syekh Nawawi disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Arab Al Munjid. Di kamus tersebut, hanya ada dua orang Indonesia yang disebutkan, yaitu An Nawawi dan Sukarno.
"Di Munjid tersebut disebut Syekh Nawawi seorang Jawa yang adalah ahli fikih mazhab Syafi'i, seorang ahli tasawuf, unggul dalam bidang tafsir dilahirkan di Jawa kemudian pindah ke Mekah," kata Ma'ruf Amin.
Sosok Syekh Nawawi sangat produktif dalam menyusun kitab. Kitabya hampir ratusan karya mulai dari tasawuf, tafsir, ilmu fikih, dan tasawuf. Kitabnya dijadikan rujukan di Mesir dan Libya dan jadi sumber penelitian.
Di samping melahirkan karya, Syekh Nawawi menjadi guru dari banyak ulama Indonesia. Beberapa muridnya yang dikenal adalah Hasyim Asyari pendiri Nahdatul Ulama, KH Kholil Bangkalan, sampai Ahmad Dahlan, yang juga pendiri Muhammadiyah.