Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Setelah Seminggu Jadi Tontonan Warga, Semburan Air di Ngawi Akhirnya Surut

Setelah sempat membuat heboh warga Ngawi, semburan air di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, akhirnya surut pada Minggu (12/8/2018)

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Yoni Iskandar
SURYA/DONI PRASETYO
Warga Dusun Weru, Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi bergerombol melihat semburan air bercampur gas di sawah milik Muji setinggi kurang lebih 80 meter, Minggu (5/8/2018). 

 TRIBUNJATIM.COM, NGAWI - Setelah sempat membuat heboh warga Ngawi, semburan air di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, akhirnya surut pada Minggu (12/8/2018) pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

Semburan air yang berada di sawah milik Mujiyanto itu sudah seminggu mengeluarkan air setinggi 20 hingga 30 meter, sejak Minggu (5/8/2018) pagi.

"Sudah mati mulai kemarin, sekitar pukul 06.00, pagi seeprtinya. Datang terakhir pulang dari sana pukul 02.30, masih ada. Saya tinggal pulang, saya datang lagi pagi, sudah mati," kata Mujiyanto saat dihubungi, Senin (13/8/2018) siang.

Ia mengatakan, air yang semula menyembur deras, kini sudah tidak ada lagi. Selain itu, gelembung (bubble) yang menjadi tanda adanya gas metana juga sudah tidak ada.

PT Pertamina Buka Lowongan hingga 18 Agustus, Dicari 70 Posisi untuk Fresh Graduate, Cek Syaratnya!

Mujiyanto mengatakan, rencananya, ia akan memasang kembali pipa yang keluar akibat semburan air. Ia mengaku tidak memiliki biaya untuk membuat sumur baru lagi.

"Rencananya mau saya pasang pipa lagi. Gimana lagi, kalau bikin baru biayanya juga mahal,"katanya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah sumur bor milik petani di Ngawi tiba-tiba menyemburkan air yang sangat deras.

Air menyembur keluar dari saluran pipa sumur bor hingga ketinggian sekitar 30 meter.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur dan juga dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia akhirnya mendatangi lokasi semburan air di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Rabu (8/8/2018) siang.

Kepada wartawan, Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur, Kukuh Sudjatmiko mengatakan kejadian tersebut merupakan fenomena alam yang sesuain dengan siklus. Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi di daerah lain.

Pada 2015, pernah terjadi semburan air di Desa Gondang Kabupaten Nganjuk, kemudian pada 2016 terjadi di Desa Njari, Bojonegoro.

Sam Aliano Jadi Tersangka Pencemaran Nama Baik, Nikita Mirzani Bersyukur, Pembelajaran Buat Semua

Semburan air, akhirnya surut dengan sendirinya setelah sekitar satu hingga dua minggu.

Menurut Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia wilayah Jawa Timur Handoko Teguh Wibowo mengatakan, ada beberapa penyebab munculnya semburan air tersebut.

Handoko mengatakan, besar kemungkinan ada kantong gas di bawah air di dalam tanah. Karena terjadi retakan pada kantong gas, akhirnya membuat gas keluar dari kantong tersebut lalu mendorong air keluar, hingga terjadi tekanan yang mengakibatkan terjadi semburan.

Sementara retakan terjadi karena terjadi penurunan muka air tanah dan adanya daya tekan ke bawah. Hal itu dapat disebabkan efek fibrasi dari pembangunan tol yang tak jauh dari lokasi semburan atau disebabkan gempa bumi.

"Ini kemungkinan ada kantong gas di bawah. Karena terjadi retakan, gas ini keluar dan mendorong air," katanya. (rbp)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved