Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Polisi di Madiun Nilai Pola Asuh Positif Jadi Tembok Pertama Pencegahan Kenakalan Remaja

Perilaku remaja kerap disalahartikan sebagai kenakalan, padahal secara ilmiah otak mereka masih dalam tahap perkembangan. 

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
PEMAPARAN - Kapolsek Geger AKP Hafiz Prasetia Akbar, saat mengisi kegiatan pembinaan pemuda dan orang tua di Balai Desa Purworejo, Kabupaten Madiun. Ia menekankan Pola Asuh Positif, sebagai Tembok Pertama Pencegahan Kenakalan Remaja 

Poin Penting:

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Perilaku remaja kerap disalahartikan sebagai kenakalan, padahal secara ilmiah otak mereka masih dalam tahap perkembangan. 

Hal ini disampaikan Kapolsek Geger AKP Hafiz Prasetia Akbar, saat mengisi kegiatan pembinaan pemuda dan orang tua di Balai Desa Purworejo.

Menurutnya, remaja lebih mudah terbawa emosi karena pusat pengendalian diri belum matang. Justru bagian otak yang mendorong pencarian sensasi sudah aktif sejak dini.

Baca juga: Gagal Menyalip, Mobil Elf Rombongan Santri Terguling di Jalan Raya Madiun, 7 Orang Dibawa ke RS

Maka pola asuh dan contoh yang baik dari rumah sangat berpengaruh.

“Upaya mencegah konflik remaja tidak bisa dibebankan pada polisi semata. Polri bergerak di ranah pencegahan hingga penindakan,” ujar AKP Hafiz, Kamis (18/9/2025).

Ia menegaskan pentingnya teladan orang tua. Ketika orang tua sibuk dengan gawai seharian, jangan harap anak gemar membaca. Kalau terbiasa menonton TV sampai larut, jangan heran kalau anak sulit disiplin belajar.

“Persoalan anak kecanduan ponsel hingga dampak orang tua yang merantau juga mencuat. Pentingnya figur pengganti,” tuturnya.

Baca juga: Begini Prosedur Ubah Kolom Agama Jadi Kepercayaan di KTP Kabupaten Madiun, Ada 11 Orang yang Ajukan

Kalau orang tua tidak hadir karena harus bekerja, lanjut AKP Hafiz, maka guru, pelatih silat, tokoh agama, maupun komunitas pemuda bisa menjadi sosok panutan.

“Perubahan karakter harus melibatkan semua pihak. Mulai pemerintah desa, sekolah, tokoh agama, hingga tentu saja orang tua,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved