Ibu Mahasiswa Asal Malang yang Tewas di Jerman Pastikan Putrinya Tak Punya Riwayat Sakit
Umi Salamah, Ibu Shinta Putri Dina Pertiwi, menegaskan jika putrinya tidak memiliki riwayat sakit.
Penulis: Ayu Mufidah Kartika Sari | Editor: Ani Susanti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ayu Mufidah KS
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Umi Salamah, Ibu Shinta Putri Dina Pertiwi, menegaskan jika putrinya tidak memiliki riwayat sakit.
Termasuk permalasahan jantung yang sempat diduga kuat menjadi penyebab meninggalnya Shinta saat berenang di danau Trebgast, Jerman pada Kamis (9/8/2018).
"Shinta tidak punya sakit apapun. Tidak punya keluhan penyakit jantung," kata Umi di kediamannya di Sukun, Malang, Selasa (14/8/2018).
• Ibu Mahasiswa Asal Malang yang Meninggal di Jerman: Shinta Hobi Berenang, Saat Sumpek Pasti ke Danau
Menurut Umi, anak perempuan satu-satunya itu hanya sering mengeluhkan sakit ringan.
Seperti pilek, batuk, atau gangguan jerawat, yang semuanya dalam tanggungan asuransi di Jerman.
"Itu pun kalau mengeluh sakit sudah ditanggung asuransi," ucap Umi.
• Ibu Mahasiswa Asal Malang yang Tewas di Jerman Sebut Kemenlu akan Bantu Kepulangan Jenazah Shinta
Saat berenang, Umi membenarkan jika putrinya kerap menggunakan pakaian renang muslim.
Dikatakannya, meski ketat, pakaian khusus renang muslim dirancang menutupi kulit bagian tangan, tubuh, hingga kaki, serta penutup kepala.
"Pakaian renangnya beli di Indonesia," sambungnya.
• Keluarga Beberkan Hasil Autopsi Mahasiswi Asal Malang yang Tewas di Jerman, Murni Tenggelam
Sebelumnya, dilansir dari Neue Presse Coburg, seorang dokter rumah sakit gawat darurat Stadtsteinach, Matthias Olszewski, menduga jika Shinta terkena serangan jantung.
Saat itu, daerah Bavaria sedang dalam cuaca panas hingga menyebabkan suhu dalam air danau menjadi tinggi.
"Panas yang hebat adalah masalah umum pada gangguan sirkulasi," kata dokter Matthias Olszewski.
Disebutkan, dalam keadaan panas, tubuh terus mengkompensasi panas sehingga dibutuhkan cairan yang cukup.
Dokter Matthias Olszewski juga menduga pakaian renang yang digunakan Shinta semakin memperburuk kondisinya di dalam air.