Polemik Perubahan Nama Jalan Belum Usai, Wali Kota Surabaya Risma Mengaku Tak Bisa Berbuat Banyak
Polemik perubahan nama jalan di Surabaya belum usai meski pansus perubahan nama jalan yang dianggotai DPRD Kota Surabaya telah digedok.
Penulis: Nurul Aini | Editor: Agustina Widyastuti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurul Aini
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Polemik perubahan nama jalan di Surabaya belum usai meski pansus perubahan nama jalan yang dianggotai DPRD Kota Surabaya telah digedok.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk mengintervensi polemik tersebut.
Sebab, perubahan nama jalan muncul dari usulan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo yang merupakan kesepakatan dengan dua gubernur lain sebagai bentuk rekonsiliasi sejarah.
• Nokia 1 Diluncurkan di Indonesia, Smartphone Android Berfitur Andal yang Harganya di Bawah Rp 1 Juta
"Ya gimana, saya gak ngurusi. Kan sudah ada pansus, yang ngusulno (mengusulkan) bukan saya," ujar Risma di DPRD Kota Surabaya setelah mengikuti rapat bersama DPR RI via teleconference, Kamis (16/8/2018).
Bahkan, muncul kabar veteran tidak akan hadir dalam upacara kemerdekaan pada Jumat (17/8/2018) besok sebagai bentuk rasa kekecewaan mereka.
"Gak datang ya gak apa-apa, saya juga gak bisa, gimana. Saya juga harus nenghormati gubernur," ungkap Risma.
Polemik perubahan nama jalan yakni sebagian Jalan Dinoyo menjadi Jalan Sunda dan sebagian Jalan Gunungsari menjadi Jalan Prabu Siliwangi merupakan kesepakatan Gubernur Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Antara Jawa Timur dan Jawa Barat kemudian sepakat membuat nama jalan sebagai rekonsiliasi sejarah Perang Bubat yang melibatkan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
• Usai Diperiksa Polrestabes Surabaya, Puluhan Mahasiswa Papua Dipulangkan, Hasilnya . . .
Kesepakatannya Jalan Sunda dan Jalan Prabu Siliwangi akan dipasang di jalan Jawa Timur, sedangkan di Jawa Barat akan memasang nama Jalan Majapahit dan Jalan Gajah Mada.
Perubanan jalan di Surabaya kemudian banyak ditentang karena yang diubah adalah jalan yang bagi warga memiliki sejarah penting.
Jalan Gunungsari sebagai lokasi pos pertemuan para pejuang saat melawan penjajah dan Jalan Dinoyo merupakan selter dari penjajah.