Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tulungagung Langka Elpiji 3 Kilogram Seminggu Terakhir, Begini Dampaknya

Gas elpiji 3 kilogram terjadi kelangkaan dalam seminggu terakhir di Kabupaten Tulungagung dan berdampak luar biasa.

Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
SURYA/DAVID YOHANES
Soegito (76) pemilik pangkalan elpiji di Jalan Mayor Soejadi Tulungagung tengah mengawasi pengiriman gas elpiji 3 kilogam di kios miliknya, Selasa (21/8/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Gas elpiji ukuran 3 kilogram di Kabupaten Tulungagung mengalami kelangkaan. Di tingkat pangkalan mengaku pasokan gas dari agen dikurangi hingga setengah.

Soegito (76) pemilik pangkalan elpiji Soegito di Jalan Mayor Soejadi Tulungagung mengaku hanya mendapatkan dua kali kiriman per minggu. Padahal sebelumnya Soegito mendapatkan tiga kali kiriman. Dalam satu bulan jika ditotal kiriman mencapai 350 tabung, padahal biasanya 700 tabung

“Tidak ada penjelasan dari agen. Bilangnya stok dari Pertamina memang dikurangi,” ucap Soegito, Selasa (21/8/2018).

Sebenarnya pengurangan sudah dilakukan sejak awal bulan. Namun dampaknya mulai dirasakan beberapa hari terakhir. Banyak warga yang mencari gas elpiji 3 kilogram harus balik, karena tidak ada stok.

“Kasihan yang sudah putar-putar tetap tidak dapat gas. Kadang mereka pesan, nanti kalau datang suruh menyisihkan satu,” tambah Soegito.

Meski terjadi kelangkaan, namun harga di tingkat pangkalan masih tetap Rp 16.000 per tabung. Sedangkan harga dari agen Rp 14.500 per tabung. Dari setiap tabung, pemilik pangkalan untung Rp 1.500.

Dengan 700 tabung per bulan, maka Soegito untung 1.050.000 per bulan. Karena jatah telah dikurangi setengahnya, maka keuntungan Soegito tersisa Rp 525.000.

“Dari pangkalan seperti saya pendapatannya otomatis ikut turun. Sedangkan kalau dari masyarakat mereka sulit cari gas,” tuturnya.

Pantauan di lapangan, kelangkaan gas terjadi sejak sepekan terakhir. Sejumlah pengecer belum mendapat kiriman gas baru. Meski di tingkat pangkalan harga gas subsidi ini dipatok Rp 16.000 per tabung, namun di tingkat pengecer harga melambung.

Satu tabung bisa dijual Rp 18.000 hingga Rp 20.000. Bahkan muncul kecurigaan di masyarakat, ada spekulan yang ikut memborong gas untuk dijual kembali.

“Kalau kondisinya seperti ini rakyat kecil yang jadi susah. Kalau misalnya mau ganti ke nonsubsidi, seharusnya dilakukan sosialisasi dulu,” ucap seorang pengecer gas, Sugianto.

Sebelumnya PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR V mengeluarkan rilis, stok elpiji di agen dan pangkalan wilayah Jawa Timur-Bali-Nusa Tenggara tetap aman jelang Idul Adha.

Permintaan elpiji subsidi dan nonsubsidi menjelang Idul Adha sudah diprediksi mengalami peningkatan 17 persen. Peningkatan ini disebabkan tradisi masyarakat selama Idul Adha, seperti pengajian, syukuran, hajatan haji, dan merayakan Idul Adha.

Konsumsi rara-rata harian gas 3 kilogram di wilayah MOR V sebanyak 4.621 metrik ton. Sedangkan untuk bright gas sebanyak 46 metrik ton. Selama Idul Adha Pertamina menambah pasokan fakultatif elpiji 3 kilogram mulai 16 Agustus hingga 22 Agustus 2018 sebanyak 4.377 metrik ton. (Surya/David Yohanes)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved