Bocah 11 Tahun di Blitar Hidupi 3 Keluarganya, Bapaknya Stroke, Ibunya Gangguan Jiwa
Mungkin tak hanya di kampungnya, namun di Kabupaten Blitar , barangkali kakek Saji, merupakan sebuah keluarga yang tergolong hidupnya susah.
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Mungkin tak hanya di kampungnya, namun di Kabupaten Blitar , barangkali kakek Saji, merupakan sebuah keluarga yang tergolong hidupnya susah.
Tak hanya rumahnya yang reot dan membahayakan untuk di tempati namun kondisi anggita keluarganya juga sangat memprihatinkan. Betapa tidak, dari lima anggota keluarganya itu, hanya dua orang yang sehat.
Yakni kedua anaknya Innayah, kelas 3 SMP, dan Joko Prianto (11). Namun, Joko, meski usianya baru segitu, ia sudah tak sekolah karena sudah putus sekolah sejak bangku SD karena tidak mempunyai biaya buat sehari-hari.
Selanjutnya, ia kini jadi tukang mencari barang bekas (rongsokan) buat menghidupi keluarganya. Sebab, kedua orangtuanya, yakni bapak Saji (61), sudah empat tahun ini menderita stroke sehingga tak bisa berbuat apa-apa.
• Momen Pesilat Ajak Jokowi-Prabowo Berpelukan dalam Balutan Bendera Indonesia, Penonton Bersorak
Ditambah lagi, ibunya Sri Utami (51), mengalami gangguan jiwa. Penyakit ini terjadi tak lama setelah suaminya, Saji terkena stroke.
Satu lagi, budenya, Ny Surip(62), yang tak lain kakaknya Saji, juga mengalami keterbelakangan mental dan sudah lama tinggal serumah dengan mereka.
Karuan, keadaan ketiga orang tua itu, kini jadi tanggung jawab Innayah dan adiknya, Joko. Seperti Saji, karena tak bisa jalan, maka segala kebutuhannya, seperti makan dan minum, bahkan buang air kecil dan besar, semua tergantung kepada kedua anaknya.
Rabu (29/8) siang, ditemui di rumahnya, Lingkungan/Kelurahan Tawangsari RT 01/RW 08, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Saji duduk di tempat tidurnya.
Jangan dibayangkan springbed, namun kasurnya saja sudah kusam atau lapuk dan tidak ada kain penutupnya (sprei).
Sehari-hari, Saji hanya bisa terbaring di tempat tidurnya karena sudah tidsk bisa melakukan apa-apa. Bahkan, untuk berbicara pun susah.
• Anggota DPRD Kota Malang Biasa Minta Setoran, Terungkap Dalam Sidang di Pengadilan Tipikor
Kondisi kamarnya juga memprihatinkan. Sebab, dinding kamarnya, yakni gedeknya juga banyak yang bolong-bolong sehingga angin leluasa masuk dengan kencang. Bahkan, tak hanya kucing atau ayam, kambing pun juga bisa masuk karena memang gedeknya sudah lapuk.
Untuk orang lain yang tak pernah masuk ke rumahnya Saji, bakal ketakutan. Sebab, dari luar, rumahnya yang terletak di belakang Perumahan Tawangsari itu, terlihat atap gentingnya sudah kelihatan reyot dan melengkung seperti mau ambruk.
Itu tak lain kayu penyangga seperti blandar, usuk dan rengnya sudah banyak yang patah akibat dimakan rayap. Sudah bisa dipastikan kalau hujan turun, tak hanya bocor namun banjir.
Namun demikian, rumah dengan ukuran 6x12 m2 itu masih ditempatinya. Katanya, sejak Saji, terkena stroke, rumahnya jadi tak terawat dan makin lama tambah rusak. Termasuk, gedeknya sudah bolong-bolong. Malah, semua bagian belakang rumah itu sudah tak ada gedeknya dan diganti dengan kain spanduk.
• Sakit Vertigo, Dimas Kanjeng Sudah Tiga Kali Tak Hadir Sidang
Mungkin, karena tak ada yang memasangnya, sehingga spanduk itu tanpa dipaku dan hanya diikat saja sehingga siapapun bisa lewat situ.
Katanya, yang penting bisa menghalangi angin malam. Termasuk, lantainya juga masih berupa tanah. Begitu juga, kamar mandinya, malah sangat memprihatinkan.