Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Temukan ELF, Mahasiswa Unej Sulap Tempe Bisa Bertahan 8 Hari dan Tetap Bergizi Tanpa Bahan Pengawet

Tempe bisa bertahan selama 8 hari dan tetap bergizi tanpa bahan pengawet berkat ELF temuan mahasiswa Unej.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Mujib Anwar
SURYA/ERWIN WICAKSONO
Pengawet tempe temuan mahasiswa Unej Jember. 

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Saat ini untuk mendapatkan tempe tanpa bahan pengawet di pasar cukup sulit. Tempe yang ada dipasaran banyak yang tampak bersih dan segar pada usia simpan lebih dari 2 hari.

Padahal Tempe murni tanpa pengawet hanya mampu bertahan 2 hari saja. Penggunaan bahan pengawet seperti halnya formalin dalam tempe masih banyak dilakukan oleh sejumlah produsen tempe.

Berangkat dari situ, mahasiswa Universitas Jember berhasil melakukan penelitian yang dapat meningkatkan kualitas dan daya tahan tempe.

Ita Jeny Trisnawati, seorang mahasiswa yang melakukan penelitian mengatakan, dari hasil penelitian berjudul “Pemanfaatan Radiasi Medan Magnet Extremely Low Frequency (ELF) Untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Tempe”, yang dilakukan, membuktikan pemanfaatan radiasi medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) dalam proses pembuatan tempe dapat memperbaiki kualitas dan usia simpan tempe.

"Setelah melalui proses radiasi medan magnet usia simpan tempe bisa sampai 8 hari tanpa adanya perubahan warna dan rasa,” ujarnya, Rabu (29/8/2018).

Tren Make Up Freckles, Dulu Banyak Dihindari Sekarang Malah Dicari

Dari hasil penelitian itu, Ita bersama tiga rekannya, Muhammad Abdul Halim, Nanda Rizky Fitrian Kanza, dan Sudarti menemukan, pemaparan medan magnet mampu meningkatkan jumlah bakteri dan mikroba yang menguntungkan pada proses pembuatan tempe.

Bahkan pada intensitas yang tinggi bisa membunuh bakteri-bakteri yang merugikan seperti halnya bakteri salmonela. Tentu ini akan membantu para pengusaha Tempe dalam proses penyimpanan tempe yang belum laku terjual.

Menurut Ita, pemaparan radiasi medan megnet selama 60 menit ternyata tidak hanya meningkatkan lama penyimpanan pada tempe.

Namun tempe yang terpapar radiasi medan magnet juga kaya dengan isoflavon yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

"Berdasarkan hasil penelitian lanjutan yang dilakukan oleh dosen kami terhadap Tempe yang kami produksi ditemukan bahwa jamur Tempe yang kami buat lebih banyak," jelas mahasiswi jurusan Pendidikan Fisika ini.

Bayar Uji Kir Kendaraan Kini Wajib Pakai E-money, Caranya Mudah Banget Lho

Kandungan isoflavonnya pun juga lebih banyak sehingga juga mengandung banyak  asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh. Tentu Tempe yang kami buat memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi dan menyehatkan,”

Abdul Halim menambahkan, biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat alat pemancar radiasi medan magnet ELF tergolong cukup murah. Untuk kapasitas produksi 25 kilogram Tempe hanya membutuhkan dana 4 sampai 5 juta saja.

“Tentu ini tergolong cukup murah. Karena alat ini tidak hanya bisa digunakan pada proses pembuatan Tempe namun bisa juga digunakan untuk mengawetkan gado gado, tape, ikan bandeng, dan juga dapat membantu proses penetasan telur lebih cepat,” tegasnya. (Surya/Ew)

Seminggu Pacari Siswi SMA di Surabaya, Pemuda ini Langsung Ajak Hubungan Badan, Terungkap WhatsApp

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved