Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Asian Games 2018

Jadi Ikon Kampung Pesilat, Madiun Tak Kirim Satu Pun Pesilat Berlaga di Asian Games 2018

Tidak ada satupun atlet Silat dari Madiun yang bertanding di Asian Games 2018, padahal jadi trade mark kampung pesilat.

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews.com/ Wahyu Firmansyah
Pertandingan Pencak Silat di Asian Games 2018. 

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Ada sembilan cabang olahraga (cabor) baru yang pertama kali dipertandingkan pada Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Satu di antaranya adalah cabor silat.

Pada cabang pencak silat, Indonesia sukses mendapatkan 14 medali emas, dari 16 medali emas yang diperebutkan di cabor silat.

Sayangnya, dari 14 emas yang didapat dari atlet cabor silat, tidak satupun berasal dari Madiun, yang dikenal dengan sebutan Kampung Pesilat.

Ketua PSHT Pusat yang juga merangkap sebagai Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Murjoko, mengatakan kurangnya prestasi atlet silat dari Madiun, disebabkan minimnya perhatian dari pemerintah daerah.

"Memang kalau kita merasakan, memang masih kurang, jadi perhatian ini sangat penting. Karena apa, karena Madiun ini sudah menjadi trade mark kampung pesilat. Kami berharap dari Madiun ini akan muncul pesilat yang menorehkan prestasi, tidak dari tempat lain," katanya, ditemui usai menghadiri acara ailaturahmi antar perguruan silat dengan Fokopimda di Gedung Diklat, Kota Madiun, Senin (3/9/2018) siang.

Tanggapi Deklarasi #2019GantiPresiden, Mahfud MD: Aspirasi Sah dan Tak Termasuk Curi Start Kampanye

Dia menuturkan, untuk dapat berprestasi diperlukan perhatian dan pembinaan yang sungguh-sungguh. Butuh event untuk dapat meningkatkan jam terbang latihan atlet, dan itu semua membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Jadi kesulitan kita masalah pendanaan, sangat minim sekali. Tahun 2015, Rp 7,5 juta. Tahun 2016, 2017 tidak ada, tahun 2018 juga tidak ada," katanya.

Murjoko menjelaskan, selama ini pembinaan diserahkan ke masing-masing perguruan silat. Apabila ada event kejuaraan, baru dilakukan seleksi. "Selama ini kita pikul bersama," imbuhnya.

Tidak adanya atlet silat dari Madiun yang ikut bertanding dalam ajang Asian Games 2018, dikarenakan persiapan yang sangat minim sekali.

"Kalau atelt Ponorogo itu kan pembinaanya berjenjang. Mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, naik ke tingkat nasional. Ini butuh pembinaan yang berjenjang dan rutin, dan itu biayanya besar," katanya.

UMKM, Raksasa Ekonomi Jatim yang Tak Rontok Diterjang Krisis dan Naiknya Dolar Amerika

Senada juga dikatakan, Pengurus Daerah Perguruan Silat Merpati Putih, Saiful Anwar. Ia menuturkan, prestasi silat di Madiun sangat kurang.

"Di Madiun itu memang gudangnya perguruan, tapi kalau berbicara prestasi itu sangat kurang," jelasnya.

Dia mengatakan, setiap atlet membutuhkan event kejuaraan untuk meningkatkan kemampuan dan jam terbang. Sementara, di Madiun masih ada kekhawatiran apabila terjadi gesekan antar perguruan saat digelar event kejuaraan.

"Jadi memang sangat sulit sekali mencari Bibit. Kami sendiri dari Perguruan Merpati Putih, untuk mencari bibit sangat sulit sekali, karena sangat jarang sekali mengadakan event kejuraan," katanya.

Selama ini, kata Saiful misalnya ada event kejuaraan Porprov atau Kejurprov, diambil dari masing-masing perguruan yang dinilai paling siap.

Tak Berhelm dan Pakai Knalpot Brong, Pemuda Sidoarjo ini Tantang Polantas di Jalanan Bak Film Action

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved