Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kentongan Bambu untuk Pasien Lansia M‎iskin Pasca-Rawat Inap

‎ Di Banyuwangi para lansia yang hidup sebatang kara dan membutuhkan pelayanan kesehatan, diberi kentongan

Penulis: Haorrahman | Editor: Yoni Iskandar
(Surya/Didik Mashudi)
Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi bersama Dandim 0809 Letkol Kav Agung ronda malam menabuh kentongan di perkampungan Kota Kediri, Rabu (23/5/2018). 

 TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Tidak semua warga akrab dengan teknologi smart phone. Ada golongan masyarakat seperti para lanjut usia (lansia), yang tidak mengenal teknologi itu.

Karena itu, pendekatan pelayanan publik untuk golongan ini berbeda dengan lainnya.‎ Di Banyuwangi para lansia yang hidup sebatang kara dan membutuhkan pelayanan kesehatan, diberi kentongan agar warga sekitar mendengar dan bisa membantunya.

Para lansia dan kurang mampu ini masuk dalam program, Pari Kuning (Pasca-Rawat Inap, Kunjungi Ning Griyo). Mereka yang pernah menjalani rawat inap, rutin dikunjungi oleh dokter ke rumahnya.

”Ini inovasi jemput bola yang merawat pasien di rumah untuk melakukan kontrol kesehatan bagi pasien lanjut usia dan sebatang kara. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki pemerintah daerah, tetap kita berikhtiar semaksimal mungkin hadir untuk pasien warga miskin,” ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Selasa (11/9/2018).

 Abdullah Azwar Anas memaparkan, program Pari Kuning ini rutin mengunjungi dua sampai tiga hari setelah pasien pulang dari rawat inap. Kunjungan terus dilakukan secara rutin sampai kondisi pasien normal.

Gelar Kegiatan Ngopi Gratis di Belasan Stasiun, PT KAI Ingin Pecahkan Rekor MURI

"Ini untuk mem-follow-up kondisi pasien pasca-rawat inap. Pada Program Pari Kuning ini, tim puskesmas yang terdiri atas dokter dan perawat mendatangi pasien ke rumahnya.
Karena pasien lansia dan sebatang kara ini tidak punya kerabat untuk mengantar kontrol ke puskesmas," imbuhnya.

Para pasien tersebut juga diberikan kentongan bambu, yang fungsinya sebagai alarm bagi tetangga sekitarnya jika sewaktu-sewaktu membutuhkan pertolongan.

Masyarakat sekitar sudah disosialisasikan, apabila mendengar suara kentongan dari rumah pasien, agar segera datang dan membantu.

”Jadi ini wujud kearifan lokal. Para lansia yang tinggal sendirian ini tidak bisa akses teknologi smartphone, seperti WhatsApp dan Instagram. Kalau butuh pertolongan, bunyikan kentongan, tetangganya yang nanti segera lapor Puskesmas,” papar Abdullah Azwar Anas, kepada Tribunjatim.com.

Curi Motor di Pasar Kawasan Simomulyo Pakai Jaket Ojol, 2 Pria Ini Ternyata Sudah Dipenjara 3 Kali

Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi menambahkan, saat ini sudah ada 204 pasien yang merasakan manfaat program ini.

Sebanyak 53 di antaranya diberikan fasilitas kentongan yang bisa digunakan untuk meminta bantuan dari tetangga terdekat apabila sewaktu waktu ada kondisi sakit darurat.

"Tetangga sekitarnya juga sudah kami beri pengertian dan kami bekali nomor telepon puskesmas dan nomor handphone petugas yang bisa dihubungi kapan saja agar bisa segera ditindak lanjuti," ujar Hadi.

Seorang pasien yakni Mbah Soni, warga Desa Jambe Wangi, Sempu. Nenek 70 tahun yang tinggal sebatang kara ini sebelumnya pernah dirawat inap karena penyakit darah tinggi. Saat ini, sekali per pekan, Mbah Soni mendapat perawatan dan kunjungan dokter.

"Dokter dan perawat Puskesmas rutin datang ke rumah. Sekarang saya ada yang merawat, selama ini hanya sendiri," kata Mbah Soni.

Verrell Bramasta Dikejutkan Diam-diam di Kamar, Ternyata Kepergok Nggak Tidur Sendirian, Siapa Tuh?

Selain mendapat layanan program kunjungan dokter secara rutin, rumah Mbah Soni juga dibedah menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD).

Selain program ini, untuk para lansia, Banyuwangi juga memiliki program Rantang Kasih, pemberian makanan bergizi harian kepada lansia miskin. (haorrahman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved