Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Ismail 28 Tahun Keliling Indonesia Bersepeda, Ditahan di Papua Dapat Hadiah Gubernur Timtim

Ditahan di Papua dan dapat hadiah dari Gubernur Timtim, kisah Ismail selama puluhan tahun keliling Indonesia dengan bersepeda.

Editor: Mujib Anwar
SURYA/DANENDRA KUSUMA
Ismail yang berkeliling Indonesia dengan menggunakan sepeda saat melintas di Jalan Wijaya Kusuma, Mojokerto, Selasa (11/9/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Ismail (48) mendedikasikan hampir separuh umurnya untuk berpetualang mengelilingi Indonesia dengan menggunakan sepeda.

Pria asal Desa Cangko RT 7 RK II Blok Desa/Kecamatan Banggodua, Indramayu, Jawa Barat ini memulai perjalanan berkeliling Indonesia sejak umur 20 tahun.

"Saya memulai berkeliling Indonesia tahun 1989 tepatnya tanggal 20 Juli. Waktu itu saya berkeliling dari Bali ke wilayah Timur Indonesia. Ini merupakan cita-cita saya sewaktu kelas 6 SD. Saya ingin menaklukan Nusantara dengan bersepeda," katanya, saat mengunjungi Media Center Mojokerto, Selasa (11/9/2018).

Selama 28 tahun, Ismail berhasil menyinggahi 298 kabupaten atau kota di Indonesia. Di setiap daerah yang disinggahi, dia mengumpulkan tanda tangan dari tokoh masyarakat maupun Pemda. Dari 298 kabupaten dan kota yang disinggahi, tercatat, ada 3,9 juta tanda tangan dan 154 buku.

"Kalau sudah penuh buku saya kirim ke Indramayu," jelasnya.

Ismail menghias sepedanya dengan tulisan keliling Indonesia yang ia tempelkan di depan keranjang. Lalu pada bagian belakang sepeda Ismail, berkibar bendera merah putih.

Sepeda yang dikendarai Ismail saat ini adalah sepeda yang ke 33. Ismail harus rela menjual dan membeli sepeda baru agar dapat sampai ke tujuan. Sebab, medan jalan yang ia lalui tak selalu mulus.

"Kalau sepeda, ini sudah sepeda yang ke 33. Empat diantaranya pernah saya jual karena medannya yang tidak memungkinkan, sehingga saat sampai daerah tujuan baru saya belikan sepeda lagi," ucapnya.

Ismail juga mengaku pernah diberi sepeda oleh Gubenur Timur Timor alias Timtim (sekarang Timor Leste) tahun 1989.

"Sepeda pemberian pak Gubernur Timor Timur sangat nyaman dikendarai. Namun, sayang saya harus terpaksa menjualnya lantaran risih akan pandangan orang lain," imbuhnya.

"Waktu itu saya jual laku Rp 100 juta lebih. sepedanya awet," tambahnya.

Dengan naik sepeda, Ismail mengaku menjadi lebih tahu profil setiap daerah yang ada di Indonesia.

Selain itu, saat mengelilingi Indonesia banyak kisah-kisah pahit yang harus diterima. Ia pernah menjadi tawanan di Papua lantaran menabrak seekor babi.

"Saya pernah ditawan di Papua selama dua hari karena menabrak seekor babi dan menyebabkan kaki babi itu terluka," katanya.

Selain itu, dirinya juga pernah tersesat dan pulang cukup lama, seperti pada tahun 2002 terjadi konflik di Sampit. "Saat itu saya pulang setengah tahun menunggu suasana kondusif," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved