Cerita Sintong Panjaitan Soal Seleksi Kopassus, Terharu Lihat Reaksi Pasukan TNI yang Tak Lulus
Sintong sangat terharu melihat suasana dan reaksi para anggota TNI yang tak lulus seleksi Kopassus karena perampingan
Penulis: Januar AS | Editor: Adi Sasono
Sintong sangat terharu melihat suasana dan reaksi para anggota TNI yang tak lulus seleksi Kopassus karena perampingan
TRIBUNJATIM.COM - Satu di antara elemen penting yang menopang kekuatan militer Indonesia adalah Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Di dunia militer, Kopassus bukanlah sebuah nama yang asing.
Kopassus yang juga dijuluki Pasukan Baret Merah ini disegani militer dunia sebagai sebuah pasukan elite.
• Ucapan Kwik Kian Gie ke Jokowi Soal Ahok yang Tak akan Bertahan Lama Jadi Pemimpin: Semuanya Benar
Seorang purnawirawan TNI, Letnan Jenderal (Purn) TNI Sintong Panjaitan mengungkapkan kisah tentang seleksi yang dilakukan oleh Kopassus.
Kisah tersebut dibagikannya ke dalam sebuah buku berjudul Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, karya Hendro Subroto.
Dalam buku terbitan 2009 itu, Sintong mengungkapkan, suatu ketika dia harus melakukan perampingan organisasi di tubuh Kopassus.
Jumlah pasukan yang awalnya 6.400 orang, berkurang menjadi kurang dari 3.000 orang.
• Pidato Soekarno Pasca G30S/PKI Tiba-tiba Berhenti Akibat Selembar Nota dari Ajudan, Isinya Mencekam
Oleh karena itu, Sintong pun melakukan ujian, dan latihan melalui medan berat yang ada di Sukabumi.
Latihan itu bertujuan menilai kemampuan fisik, mental, dan kecerdasan anggota.
"Di antara kegiatan latihan itu, harus menyeberangi berbagai jurang untuk latihan fisik dan mental, kurang waktu untuk tidur dan istirahat selama satu minggu, serta membaca peta dan situasi untuk uji kecerdasan," tulis Hendro berdasarkan kesaksian Sintong.
Dalam berbagai ujian itu, pasukan yang lulus hanya sekitar 2.500 orang.
• Pengakuan Dokter yang Otopsi Jasad Korban G30S/PKI di Lubang Buaya, Tak Seperti yang Diberitakan
Mereka yang lulus tentu saja boleh tetap mengenakan baret merah.
Sedangkan, yang tak lulus akan ditempatkan ke dalam kesatuan baret hijau, Kostrad.
Pergantian baret itu tentu saja menimbulkan protes dari mereka yang harus mengganti baret merah ke hijau.