Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kadin Surabaya: Pengusaha Kalangan Menengah Atas di Surabaya Jumlahnya Masih 0,24 Persen

Di kalangan pengusaha Surabaya, tren pelemahan ini cukup memberikan imbas akan tetapi, tidak terlalu signifikan.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Ayu Mufihdah KS
TRIBUNJATIM.COM/ARIE NOER RACHMAWATI
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, Jamhadi. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Arie Noer Rachmawati

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika masih terus melemah, bahkan hampir menyentuh level Rp 15 ribu rupiah.

Di kalangan pengusaha Surabaya, tren pelemahan ini cukup memberikan imbas akan tetapi, tidak terlalu signifikan.

Ini karena menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, Jamhadi, dari presentase jumlah pengusaha yang ada di Surabaya yang mengimpor bahan untuk produksinya hanya 0,24 persen saja.

Kadin Surabaya: Pengusaha Kalangan Menengah Atas Paling Terasa Imbas Pelemahan Rupiah

"Sebab, pengusaha yang ada di Surabaya masih didominasi oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar 97 persen," ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (2/10/2018).

Dari jumlah 0,24 persen itu, mayoritas pengusaha yang bergerak di bidang transportasi, teknologi informasi, permesinan, dan kelistrikan

Jamhadi menjelaskan, sektor itulah yang sangat terdampak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika karena harus mendatangkan barang dari luar negeri.

Pemilik Asyik Tertidur Lelap, Lantai 2 Sebuah Rumah di Jalan Kapasari Surabaya Hangus Terbakar

Pihaknya berharap, dalam mengatasi persoalan melemahnya nilai tukar rupiah tersebut, pemerintah tidak hanya mengatasinya melalui kebijakan moneter.

Namun, juga harus mengeluarkan kebijakan yang mengatur barang impor khususnya barang impor untuk industri.

PSSI Cabut Penghentian Liga 1, Persebaya Surabaya Tunggu Jadwal Pasti Laga Tunda Kontra Arema FC

"Antaranya, kami berharap pemerintah juga membuat neraca produk. Sebab, dari situ para pengusaha bakal tahu mana saja komiditi yang bisa diimpor atau yang tidak bisa. Sekaligus belajar menguatkan mitra stratehis di negara blok Asean dengan cara berdagang menggunakan mata uang regional negara tersebut," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved