Tuntutan Tak Dikabulkan, Guru Honorer di Lamongan akan Mogok Mengajar Mulai Rabu Besok
Kecewa tuntutannya tidak dikabulkan, massa guru honorer di Lamongan memastikan akan melakukan mogok mengajar.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Kecewa tuntutannya tidak dikabulkan, massa guru honorer memastikan akan melakukan mogok mengajar.
"Kita akan mogok mengajar massal," kata Ketua Forum Honorer Sekolah Non Kategori (FHSNK), Syukran di depan massa usai bertemu perwakilan pejabat Pemkab Lamongan di lantai 2 Kantor Pemkab Lamongan, Selasa (2/10/2018).
Rencananya, mogok mengajar akan dimulai Rabu (3/10/2018) sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.
Keputusan mogok mengajar itu, menurut Syukran sebagai bentuk kekecewaan guru honorer yang belum juga dikabulkan tuntutannya.
• Ikut Aksi Demo untuk Tuntut Haknya, Guru Honorer di Kediri Terima Ancaman dan Intimidasi
• Jambret Handphone Pelajar, Pria Asal Nganjuk Dibekuk Tim Jaka Tingkir Polres Lamongan
"Ndak peduli mulai UTS, pokoknya mulai besuk kita mogok ngajar," tandasnya.
Lima tuntutan yang diajukan FHSNK tidak dikabulkan dan hanya mendapati kepastian.
Lima tuntutan yang diajukan di antaranya, meminta kepada pemerintah pusat segera mengeluarkan PP ASN terkait perekrutan PPPK, bupati segera menerbitkan SK pengangkatan untuk GTT/PTT SD dan SMP negeri sebagai honorer daerah, DPRD diminta membentuk Panja Raperda tentang honorarium GTT/PTT, meminta pemda memberikan upah yang layak pada tenaga honorer Rp 1, 8 juta, serta memberikan jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan.
Pendemo berencana akan bertahan hingga sore nanti sampai perwakilan ditemui orang nomor satu di Lamongan yaitu Bupati Fadeli.
"Kita akan bertahan sampai sore nanti," tandasnya.
• Kecelakaan Maut di Depan Pasar Sendangrejo Lamongan, Polisi Tetapkan Sopir Truk sebagai Tersangka
• Tinjau Langsung ke Lapangan, Wabup Tuban Sebut Pengerjaan Tuban Sport Alami Keterlambatan
Sampai berita ini ditulis, massa masih bertahan di Jalan KH Ahmad Dahlan, depan Kantor Pemkab Lamongan.
Mereka berorasi bergantian dengan segala tuntutannya.
Meski begitu, para guru honorer ini masih peduli dengan korban musibah gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah.
Kepedulian itu diaktualisasikan dengan penggalangan dana dari massa guru yang ikut demo.
• Klarifikasi Soal Kursi Kosong di Bojonegoro, Agus Maimun: Sambutan Emak-emak Saat itu Luar Biasa
• Tanggapan Jokowi Soal Aksi Warga di Kota Palu Berebut Makanan di Minimarket Pasca Gempa-Tsunami
• Sukses dengan Love Scenario, Boyband iKON Comeback dengan Lagu Kesepian Goodbye Road
Mereka mengumpulkan sumbangan untuk korban gempa dan tsunami Sulawesi Tengah hingga mencapai total Rp 10.097.800.
Sumbangan itu langsung diserahkan kepada Bagian Kesmas untuk disalurkan ke Sulawesi Tengah.
"Alhamdulillah, kita tenaga honorer masih bisa membantu korban tsunami," kata Syukran. (Hanif Manshuri)