Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Rumah Politik Jatim

Redam Gejolak di Pilpres dan Pileg 2019, Kapolres & Dandim Lamongan Ajak Cangkrukan Pimpinan Nelayan

Demi meredam gejolak di Pilpres dan Pileg 2019, Kapolres dan Lamongan pilih ajak cangkrukan Pimpinan Nelayan Pantura.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
SURYA/HANIF MANSHURI
Deklarasi damai perwakilan organisasi nelayan Pantura bersama Kapolres dan Dandim Lamongan, Kamis (4/10/2018) malam. 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Polres dan Kodim 0812 Lamongan menggelar deklarasi damai organisasi nelayan di wilayah Pantura, Kamis (4/10/2018) malam, untuk menciptakan suasana kondusif di Lamongan jelang Pilpres dan Pileg 2019.

Nelayan yang digandeng tergabung dalam wadah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Aliansi Nelayan Indonesia (ANI), dan Rukun Nelayan (RN) Lamongan.

Perwakilan ketua organisasi dan pengurus organisasi nelayan yang membawahi hampir 18.000 nelayan, Kamis malam, diajak cangkrukan bersama Kapolres Lamongan, AKBP Feby DP Hutagalung dan Dandim 0812, Letkol Arh Sukma Yudha Wibawa di ruang terbuka Tanjung Kodok Beach Resort (TKBR).

Cangkrukan yang dikemas menyenangkan di out door tepat tepi laut depan TKBR dibumbuhi hiburan organ tunggal dan menikmati menu makanan membuahkan hasil deklarasi kesepakatan damai Pemilu 2019 nelayan Pantura Lamongan dengan ditandai tanda tanganan bersama di atas spanduk rentang.

Ketua organisasi nelayan memberikan sambutan komitmennya sebelum kapolres dan dandim untuk bersama-sama menciptakan kondusifitas Lamongan damai dan aman pada Pileg dan Pilpres.
Agus Mulyono, Ketua Ani mengisi sambutanya dengan obrolan santai namun padat berisi dengan didukung Ketua HNSI, Sukri, Ketua RN yang membawahi 17 desa.

Kapolres Lamongan AKBP Feby DP Hutagalung dihadapan ratusan undangan nelayan menitik beratkan ajakan pada warga nelayan untuk mewujudkan suasana damai menghadapi even pemilu.

"Filosofinya, Lamongan dan Indonesia dengan situasi apapun harus kuat menghadapi tantangan
keamanan ketertiban di tengah-tengah masyarakat harus selalu terwujud," ungkap Feby.

Kegiatan ini digelar, menurut Feby, sebagai bentuk sinergitas menjaga Lamohgan. Keamanan, garda terdepannya adalah TNI - Polri dan harus didukung oleh elemen masyarakat di jalur pantura yakni, nelayan.

Feby membuka memori yang dianggapnya sangat berkesan yakni, saat ia baru sekitar 15 menjabat Kapolres Lamongan langsung dihadapkan dengan demo besar para nelayan terkiat tuntutan diperbolehkannya memakai alat tangkap cantrang.

Kala itu Ketua ANI, Agus Mulyono surat pemberitahunnya menyebut akan mengerahkan 3000 nelayan. Namun yang keluar demo mencapai 6000 nelayan lebih.

"Walaupun massa begitu banyak bisa dikendalikan dengan baik dan mendapatkan perhatian pusat," katanya.

Mendapati kenyataan ribuan nelayan demo dan berjalan damai, Feby menyimpulkan jika soliditasnya nelayan menjadi bukti cinta dengan Indonesi. "Itu luar biasa," tandasnya.

Feby mengajak nelayan, masuk tahun politik membawa nelayan menjadi perpanjangan TNI - Polri menjadikan kondusifitas wilayah.

Jika menemukan masalah, lanjut laki-laki berpangkat melati dua ini, agar lebih mengedepankan dialog dan musyawarah agar tidak ada konflik dan sama-sama menahan diri.

Informasi yang menyebar, terkadang sama-sama tidak tahu kebenarannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved