Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dampak Kekeringan di Lamongan Makin Meluas, 78 Desa di 10 Kecamatan Krisis Air Bersih

Dampak kekeringan di Kabupaten Lamongan semakin meluas dan menjadi-jadi, sehingga sebanyak 78 Desa di 10 Kecamatan kini krisis Air Bersih.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
SURYA/HANIF MANSHURI
Air bersih pasokan BPBD Lamongan ditampung sementara di atas terpal, agar masyarakat yang desanya kekeringan tak perlu antri dari truck tangki BPBD. 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Dampak kemarau panjang di Lamongan semakin terasa dan wilayah terdampak makin meluas.

Tak hanya bagi petani, petambak yang belum bisa menebar benih, krisis air bersih di Lamongan juga semakin banyak jumlahnya.

Jumlah desa terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih meluas di 78 desa di 10 kecamatan.

"Jumlah desa yang mengalami krisis air dan mengalami kekeringan bertambah mencapai 78 desa," kata Kepala Pelaksana BPBD Lamongan, Suprapto saat dikonfirmasi TribunJatim.com, Minggu (7/10/2018).

Tiga pekan sebelumnya, jumlah desa yang mengalami kekeringan dan krisis air sebanyak 40 desa. Namun, jumlah itu kini bertambah menjadi 78 desa yang tersebar di 10 kecamatan.

"Tapi Alhamdulillah, BPBD, pagi, siang dan malam masih bisa memenuhi dan memasok kebutuhan air ke tengah-tengah masyarakat," ungkapnya.

Tak ada batas jauh wilayah atau tempatnya, dimanapun masyarakat yang membutuhkan, BPBD selalu siap memasoknya.

Pihaknya memaklumi jika permintaan untuk air bersih dari warga begitu tinggi. Karena memang sudah tidak ada sumber air, sumur galih, sumur bor, bahkan embung-embung sudah mengering.

"Waduk dan embung di desa terdampak itu sudah kering," katanya.

Desa-desa yang terparah mengalami krisis air diantaranya, di 5 Kecamatan, yaitu Kecamatan Tikung, Sugio, Kedungpring, Modo dan Sarirejo.

BPBD selama musim kemarau ini hampir tidak pernah berhenti memasok air bersih yang diberikan secara gratis.
Rata - rata mensuplai 6 kali pengirman dengan 4 armada tangki, 10 tenaga sopir dan pembantu.

Sementara itu, ditengah krisis air bersih yang terjadi di 78 desa di 10 kecamatan di Lamongan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan ternyata juga kehabisan alokasi anggaran untuk kebutuhan air bersih.

Alokasi anggaran untuk kebutuhan air bersih sebesar Rp 100 juta dari APBD sudah habis untuk mensuplai kebutuhan air bersih di sejumlah wilayah Lamongan.

"Ya benar, dana itu habis terpantau sejak 15 September 2018," kata Suprapto.

Setelah anggaran pengadaan air bersih dari APBD habis, BPBD tetap mengupayakan dengan maksimal agar suplai air bersih ke masyarakat tidak berhenti.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved