Tinggal di Dekat Tanggul Lumpur Lapindo yang Ambles, Warga Berharap Wilayahnya Masuk Peta Bencana
Sebagai jaminan atas nasib mereka, sebagian warga berharap wilayah tersebut masuk peta terdampak atau peta bencana.
Penulis: M Taufik | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Warga Dusun Pologunting, Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo selalu was-was setiap kali ada kabar tanggul lumpur Lapindo Sidoarjo bermasalah.
Maklum, jarak permukiman penduduk di sana hanya beberapa meter dari tanggul.
Apalagi, setelah amblesnya tanggul di titik 67 hingga lumpur dan air meluber keluar tanggul.
Sebagai jaminan atas nasib mereka, sebagian warga berharap wilayah tersebut masuk peta terdampak atau peta bencana.
Yang selanjutnya, PPLS (Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo) membeli atau mengganti rugi tanah dan bangunan mereka.
"Selama ini warga sudah khawatir. Kemudian ada tanggul ambles, ya semakin panik jadinya," kata Husna, warga setempat.
• Volume Air Masih Tinggi, Tanggul Lumpur Lapindo yang Ambles Belum Bisa Diperbaiki
Di ceritakan Husna, sekitar empat tahun lalu, dia dan warga di sana sempat merasakan dampak luapan lumpur Lapindo.
Ketika itu tanggul di Glagaharum jebol, hingga mengakibatkan air dari kolam penampungan meluber membanjiri kampung.
"Kampung kebanjiran, barang-barang rumah banyak yang rusak ketika itu. Makanya, sekarang ada kabar tanggul ambles, kami pun khawatir," ungkap Ibu 35 tahun ini.
• Berulang Tahun, M Irvan Febrianto Harapkan Kado 3 Poin untuk Persebaya Saat Hadapi Borneo FC
Hal senada juga disampaikan Sofiyah, warga Polo Gunting lain.
Tinggal di dekat tanggul, banyak hal yang menyulitkan warga, seperti air bersih, udara, dan rasa was-was.
Dia pun berharap daerah tempat tinggalnya itu bisa masuk peta bencana, dan ahannya dibeli kemudian bisa pindah ke tempat yang lebih tenang.
"Kami selalu was-was. Khawatirnya sewaktu-waktu tanggul jebol dan kampung menjadi korban," tandasnya.
• Crown Group, Pengembang Berbasis di Australia Beri Kesempatan Magang Mahasiswa Indonesia
Ketika tanggul di titik 67, dekat kampung yang ditinggalinya itu ambles beberapa waktu lalu, perempuan 38 tahun ini sudah langsung bersiap untuk mengungsi.
Barang-barang penting di rumahnya sudah dipindah ke tempat lain.