Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kenali Risiko Awal Kanker Payudara dan Ovarium Lewat BRCA Screening, Simak Penjelasan Dokter!

Faktor keturunan, kata Jessica, menyumbang 26% kemungkinan kanker, sedangkan faktor lain seperti gaya hidup, pola makan, memegang 74% sisanya.

Penulis: Delya Octovie | Editor: Ani Susanti
SURYA/DELYA OCTOVIE
dr. Jessica Lepianda dari Genetics Indonesia menunjukkan alat Buccal Swap pada peserta talkshow di Atrium Tunjungan Plaza 6, Surabaya, Jumat (12/10/2018). Buccal Swap digunakan untuk melakukan BRCA Screening, agar dapat terlihat resiko kanker seseorang. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Jenis kanker yang paling banyak ditemui di dunia maupun Indonesia adalah kanker payudara.

Hal ini disampaikan oleh dr. Jessica Lepianda dari Genetics Indonesia, dalam talkshow ‘BRCA Screening: Ketahui Resiko Kanker Payudara dan Ovarium Sejak Dini’, yang diadakan sebagai bagian dari Breast Cancer Awareness Campaign di atrium Tunjungan Plaza 6, Surabaya.

Ia menuturkan, kurangnya edukasi dan kepedulian terhadap kanker payudara menjadi satu di antara penyebab terlambatnya penanganan, sehingga kanker baru terdeteksi saat sudah stadium lanjut.

“Padahal kalau masih stadium awal-awal, itu kemungkinan sembuhnya lebih besar,” ujarnya, Jumat (12/10/2018).

Dikemudikan Pelajar, Mobil BMW Tabrak Median Jalan Lalu Terbalik di Gayungan, Surabaya

Faktor keturunan, kata Jessica, menyumbang 26% kemungkinan kanker, sedangkan faktor lain seperti gaya hidup, pola makan, dan lainnya memegang 74% sisanya.

Untuk menghindari deteksi yang terlambat, Jessica menganjurkan baik perempuan maupun laki-laki melakukan BRCA Screening.

Pemeriksaan genetik melalui BRCA Screening dapat dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki mutasi gen BRCA1 dan BRCA2.

Semua orang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2 di dalam tubuhnya, yang diturunkan dari kedua orang tua.

Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 berhubungan erat dengan meningkatnya risiko seseorang terkena kanker payudara dan ovarium.

BRCA1 dan BRCA2 adalah gen yang memproduksi tumor supressor protein, yang bertugas memperbaiki DNA yang rusak dan mengontrol pertumbuhan sel-sel di dalam tubuh.

“Ketika terjadi mutasi pada gen BRCA1 atau BRCA2 tersebut, pertumbuhan sel-sel menjadi tidak terkontrol, yang kemudian dapat berkembang menjadi sel-sel kanker,” terangnya.

Kidzoona, Area Bermain Berkonsep Alam di Ciputra World Surabaya, Ada Rock Climbing hingga Ball Pool

Yang membutuhkan pemeriksaan BRCA Screening, di antaranya adalah yang memiliki anggota keluarga terdiagnosis kanker payudara akibat variasi gen BRCA1 atau BRCA2, punya anggota keluarga yang didiagnosis kanker payudara atau ovarium pada usia di bawah 50 tahun, dan punya anggota keluarga yang didiagnosis Triple Negative Breast Cancer (TNBC) pada usia di bawah 60 tahun.

Kemudian punya anggota keluarga dengan riwayat dua atau lebih jenis kanker yang berkaitan dengan gen BRCA1 atau BRCA2 seperti kanker payudara, ovarium, prostat dan pankreas, serta memiliki anggota keluarga laki-laki yang terkena kanker payudara.

“Kalau memiliki yang di sebutkan itu tadi, dianjurkan screening karena ada kemungkinan mutasi. Tetapi, kemungkinan mutasi itu bukan berarti sudah terkena kanker, namun hanya menandakan bahwa oang tesebut punya risiko lebih besar untuk terkena kanker payudara atau ovarium dibandingkan dengan rata-rata orang lainnya,” jelasnya.

Pidato di IMF, Jokowi Ibaratkan Ekonomi Global dengan Game of Thrones, Banjir Applause dan Pujian!

Pemeriksaan BRCA screening dilakukan menggunakan Buccal Swap. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved