Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kampus di Surabaya

Lewat CCHS Universitas Ciputra Surabaya, Mahasiswa Bisa Pamerkan & Buat Karya hingga Gelar Festival

Michael N Kurniawan, pengelola CCHS, mengungkapkan lembaga riset ini berfungsi sebagai pusat penelitian, pelestarian, dan penciptaan warisan budaya.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Ani Susanti
SURYA/SULVI SOFIANA
Mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya saat melihat pameran keris dalam Center for Creative Heritage Studies (CCHS) di Perpustakaan UC , Senin (15/10/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Peresmian Center for Creative Heritage Studies (CCHS) di Perpustakaan Universitas Ciputra, Surabaya, tak hanya memamerkan koleksi dari zaman Majapahit, tapi juga mewadahi karya mahasiswa.

Michael N Kurniawan, pengelola CCHS, mengungkapkan lembaga riset ini berfungsi sebagai pusat penelitian, pelestarian, dan penciptaan warisan budaya.

Kemudian juga sebagai pusat pembinaan, pendampingan, dan pengembangan pelaku budaya, serta pusat diseminasi budaya dan produk ekonomi kreatif berbasis budaya.

"Karena juga mencakup pameran budaya, harapannya jika ada mahasiswa desain terinspirasi dan membuat produknya maka bisa dipamerkan juga," urainya saat peresmian CCHS, Senin (15/10/2018).

Center for Creative Heritage Studies di Universitas Ciputra, Kenalkan Warisan Budaya pada Mahasiswa

Dalam pembukaan CCHS, terlihat desain batik kontemporer buatan mahasiswa juga dipamerkan.

Karya mahasiswa tersebut juga ditampilkan dalam bentuk fashion show.

Pameran busana ini menampilkan sejumlah batik yang mulai langka yang didesain dalam busana modern.

Buah Plum Sering Disebut dalam Iklan Diet di Instagram, ini 6 Manfaatnya Bagi Kesehatan!

Selain itu, jika ada program lain yang dicetuskan mahasiswa atau dosen bisa dikembangkan lagi untuk bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

"Misal dari pameran keris ini ada yang terinspirasi membuat animasi. Bisa kami bantu untuk bisa mendapat kerjasama dengan Bekraft," kata Michael.

Adapun kegiatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam Pusat Kajian ini meliputi penelitian, penciptaan warisan budaya baru, pelatihan dan pendampingan pelaku budaya, penerbitan artikel dan buku, pameran, seminar, dan festival budaya.

"Kami juga akan digitalkan dan dokumentasikan koleksi budaya ini. Karena para narasumber aslinya sudah cukup tua. Khawatirnya nanti sumber informasinya terputus," tambah Michael.

Pusat Studi Peradaban Universitas Brawijaya Malang Usulkan Adanya Museum Keris Nusantara

Dalam CCHS ini juga mengadakan berbagai pameran secara berkala.

Seperti pameran keris ini yang akan diselenggarakan selama tiga minggu.

Dengan koleksi utama 12 lemari berisi 14 keris dan dua tombak.

"Koleksi ini akan terus berganti tiap periode tiga bulan. Bisa ganti Wayang atau Terakota," ujarnya.

Pameran ini menekankan sejarah pembuatan dan penggunaan keris, agar mudah dipahami orang awam melalui ceritanya, bukan nama dan usianya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved