Pilpres 2019
Pengamat Sarankan Sandiaga Uno Mainkan Isu Ekonomi dan Daya Saing Dibanding 'Politik Dapur'
"Politik dapur" yang kerap kali dilontarkan oleh Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno dinilai menggiring ke arah pesimistis.
Penulis: Aqwamit Torik | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aqwamit Torik
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - "Politik dapur" yang kerap kali dilontarkan oleh Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno dinilai menggiring ke arah pesimistis.
Sebenarnya banyak narasi yang dimainkan, meskipun narasi politik dapur tetap dimainkan oleh Sandiaga Uno.
Hal itu diungkapkan oleh Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam, Rabu (17/10/2018).
• Rayakan Ulang Tahun ke-67, Prabowo Subianto Dapat Ucapan Manis dari Mantan Istri, Titiek Soeharto
• Mengulik Masa Lalu Sandiaga Uno, Pengalaman Pacaran hingga Jadi Coverboy, Sang Ibu Beri Pesan Khusus
Surokim melihat, masih banyak narasi yang seharusnya bisa dikembangkan, di mana menurutnya, petahana masih lemah dalam bidang tersebut.
Narasi tersebut adalah tentang isu ekonomi dan daya saing bangsa.
"Saya kira dua hal ini yang masih mungkin dieksplorasi penantang karena faktor-faktor di luar itu," ujar Surokim kepada TribunJatim.com, Rabu (17/10/2018).
• Kubu Jokowi-Maruf Desak Polisi Selidiki Video Anak Berseragam Teriak 2019 Ganti Presiden
Surokim menambahkan, hal terebut karena, selain dua isu tersebut, Jokowi yang saat ini menjadi petahana sudah cukup kuat, sedangkan isu ekonomi dan daya saing bangsa dapat terus dikembangkan dan terus dibumbui optimisme di dalamnya.
"Coba itu dimanfaatkan oleh penantang supaya bagaimana menghadapi situasi sepeti itu tapi bisa memberi optimisme bahwa bangsa ini bisa jauh lebih baik, berkembang lebih baik, punya daya saing yang tangguh, jadi menurut saya hal itu yang penting," imbuhnya.
• Jadi Garda Terdepan, Rejo Jatim Optimistis Jokowi-Maruf Amin Raih 70 Persen Suara di Jawa Timur
Dosen komunikasi politik itu menambahkan, dengan adanya narasi yang lebih persuasif dan optimistis akan memberikan keuntungan tersendiri bagi penantang.
"Bahwa pasangan penantang memang seyogyanya mempertimbangkan membuat narasi yang persuasif dan optimistis, khususnya menyangkut dua hal tadi, yaitu bidang ekonomi dan daya saing bangsa," pungkas peneliti dari Surabaya Survey Center itu.