Hadiri Kongres Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Pakde Karwo Usulkan Kurikulum
Pakde Karwo mengusulkan berbagai kurikulum di depan ratusan dosen FEB dari berbagai universitas di Indonesia.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo menghadiri Kongres VI Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) 'Mewujudkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang Inovatif untuk Menghadapi Era Disrupsi', di Hotel Sheraton, Jalan Embong Malang, Surabaya, Kamis (25/10/2018).
Dalam kongres tersebut, Pakde Karwo, sapaan akrabnya mengusulkan berbagai kurikulum di depan ratusan dosen FEB dari berbagai universitas di Indonesia, yang salah satu tujuannya adalah untuk menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan ekonomi lokal.
• Pemerintah Berencana Gratiskan Tarif Tol Jembatan Suramadu, Pakde Karwo: Tunggu Tanggal 27 Oktober
• Terbitkan Buku ke-7, Pakde Karwo Beri Jalan Tengah antara Ekonomi Liberal dan Ekonomi Komando
Sebagai contoh kecil, Pakde Karwo menyarankan agar inkubator atau tempat pelatihan dipindah dari laboratorium di dalam kampus dengan pelatihan bertemu masyarakat atau customer langsung.
"Katakanlah misalnya reparasi sepeda motor itu dibuka di luar, agar bertemu langsung dengan orang yang memperbaiki itu, nanti biar latihan agar jiwa entrepreneur itu tumbuh lewat praktik langsung," kata Pakde Karwo.
Selain itu, orang nomor satu di Jatim ini juga menyarankan agar FEB terus memperkuat ekonomi marketing dengan adanya sistem intelijen marketing.
• Ketua OJK Apresiasi Buku Ketujuh Karangan Pakde Karwo Berkaca dari Kegagalan Liberalisasi Ekonomi
"Kalau marketing kan harus tahu ke mana produknya akan dijual, maka ada yang namanya intelijen market. Nah itu harus diajarkan intelijen market itu dan setiap saat harus di-update sesuai perkembangan," kata Pakde Karwo.
"Karena kalau orang berjualan tapi hanya diam berjualan saja tidak akan bisa berkembang. Terus siapa yang melakukan intelijen market tersebut? Bisa pemerintah dan pelaku usaha itu sendiri," lanjut Pakde Karwo.
Selain intelijen marketing, Pakde Karwo mengatakan, penerapan ekonomi digital juga penting dalam marketing untuk lebih menarik customer.
• Peringatan Hari Santri, PWNU Jatim Akan Ajak Masyarakat Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa-Negara
• Ingatkan Jajaran Bijak Gunakan Medsos, Kejati Jatim Siap Tangani Perkara Kasus Penyebaran Hoaks
Lebih lanjut dari sisi pembiayaan agar lebih efisien dan bisa menghasilkan produk yang murah, Pakde Karwo menyarankan agar pelaku usaha berkerja sama dengan pemerintah.
"Nanti sistemnya bisa diubah dari anggaran OPD menjadi anggaran perbankan sebagian, kalau pakai sistem perbankan pasti terdidik menjadi entrepreneur karena kan menyicil (untuk melunasi pinjaman)," lanjutnya.