Gelar Sidak, Petugas Rutan Klas I Surabaya Temukan Speaker dan Sajam Buatan Warga Binaan
Menurut Andi Surya Nasution, senjata tajam yang ditemukan di kamar tahanan merupakan barang hasil karya narapidana.
Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Ayu Mufihdah KS
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepala Pengamanan Rutan Klas I Surabaya, Andi Surya Nasution, memastikan jika senjata tajam yang ditemukan saat inspeksi mendadak pada Rabu (31/10/2018) malam bukan merupakan barang selundupan.
Menurut Andi Surya Nasution, senjata tajam yang ditemukan di kamar tahanan merupakan barang hasil karya narapidana.
Andi Surya Nasution mengatakan jika senjata tajam itu berasal dari piranti keras yang sehari-hari ditemui di rutan.
Meski tidak berbahaya, piranti itu disalahgunakan menjadi sajam oleh narapidana Rutan Klas I Surabaya
"Sikat gigi saja bisa jadi sajam," kata Andi Surya Nasution, Kamis (1/11/2018).
• Dinas Perdagangan Kota Malang Targetkan 5,5 Miliar dari e-Retribusi Pasar pada Tahun 2019 Mendatang
Untuk pembuatan, Andi Surya Nasution menjelaskan jika piranti diasah sehngga menjadi senjata tajam.
"Itu (sajam) diasah, ngasahnya lewat jeruji besi dan cor-coran batu dalam kamar, diasah terus sampai tajam," tandasnya.
Tidak hanya senjata tajam, mantan Kepala Pengamanan Rutan Kelas I Tangerang itu juga menemukan adanya speaker.
Ia mengatakan jika speaker tersebut juga merupakan barang rakitan dari narapidana.
Data yang dihimpun TribunJatim.com menyebutkan, speaker itu berasal dari spons, sandal jepit, lem, dan cat.
• Bantah Barang Selundupan, Rutan Klas 1 Surabaya Sebut Temuan Sajam di Kamar Tahanan dari Karya Napi
"Mereka hanya menggunakan spons, sandal jepit bekas, lalu dicat pakai kuas, setelah jadi disambung pakai kabel-kabel, sudah bisa jadi speaker," ucapnya.
Andi Surya Nasution tak menampik bila para narapidana memiliki skill (keahlian) yang mumpuni.
Namun, bila diminta untuk menekuni dan difasilitasi pihak Rutan Klas I Surabaya, narapidana justru menolak.
Andi menegaskan, saat diberi ruang dan modal, justru para narapidana itu enggan mempraktikan keahliannya.
• Dukung Kebijakan Perlindungan Anak, DPRD Batu Usulkan Raperda Kota Layak Anak di Kota Batu