Seminggu Tak Dapat Penghasilan, Penyedia Jasa Service Sepeda di Sentral PKL Gembong Mengaku Pasrah
Kakek 5 cucu itu mengaku tidak mendapat uang sama sekali setelah direlokasi oleh pihak Kelurahan Kapasari tanggal 1 November 2018 lalu.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ani Susanti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Toha (57), sudah menjadi warga asli Gembong Gedokan, Surabaya, sejak tahun 1972.
Iya menyediakan jasa servis dan jual sepeda di dalam Sentral PKL Gembong.
Toha mengaku sudah seminggu ini tak mendapat penghasilan.
"Haduh, belum. Nggak dapat (penghasilan) apa-apa," katanya pada Tribunjatim.com, Selasa (13/11/2018).
Kakek 5 cucu itu mengaku tidak mendapat uang sama sekali setelah direlokasi oleh pihak Kelurahan Kapasari tanggal 1 November 2018 lalu.
"Sejak di sini (Sentral PKL Gembong) nggak ada penghasilan," imbuhnya.
• 5 Hari Berjualan di Dalam Sentral PKL Gembong, Dagangan Nuraini Belum Ada Satupun yang Terjual
Kendati terus merugi, Toha mengaku pasrah dan kooperatif mengikuti perintah aparat setempat untuk direlokasi ke dalam area Sentra PKL Gembong.
"Masa di depan terus, disitu saya salah karena melanggar. Sekarang pemkot udah ngasih solusi, masa saya nggak pindah," tuturnya.
Saat berdagang di sepanjang Jalan Kapasari, ia bisa meraup untung Rp 200 ribu per hari.
Kini ia hanya bisa pasrah menjalani nasibnya.
Meskipun sebenarnya, ia masih merasa geram dengan perlakuan petugas Satpol PP yang membongkar paksa dagangan PKLnya, Senin (12/11/2018).
• Langit Kelabu Kunjungi Surabaya, Lalu Lintas Jalan Tunjungan Tetap Ramai Lancar