Rektor ITS Sebut 11 Poin ini Jadi Dasar Penting dalam Proses re-Akreditasi Kampus
Poin-poin dasar tersebut di antaranya digital preneurship, keselarasan dengan kebutuhan publik dan industri, pembangunan karakter 4.0.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Ayu Mufihdah KS
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Rektor ITS, Joni Hermana mengatakan, ada 11 poin yang menjadi kunci dasar dalam mewujudkan langkah kampus dalam melakukan adaptasi pada era Revolusi Industri 4.0.
Poin-poin dasar tersebut di antaranya digital preneurship, keselarasan dengan kebutuhan publik dan industri, pembangunan karakter 4.0, big data dan internet of things (IoT), intelegent machines.
Kemudian ada pembangunan infrastruktur IT, membangun jaringan global untuk akademik, riset, dan inovasi, lifelong education, pembelajaran jarak jauh, teaching industry, dan serta lingkungan yang adaptif.
Joni Hermana optimistis, dari sisi mahasiswa, ITS cukup produktif dalam berinovasi dan berkompetisi.
• ITS Kedatangan AIPT dan BAN-PT untuk Gelar re-Akreditasi Kampus Perguruan Tinggi
“Terhitung dari awal bulan Januari 2018 sampai bulan Oktober lalu, terdapat 72 prestasi medali emas atau juara satu lomba nasional," urainya.
Selain itu, ia menilai jika kinerja para dosen ITS juga cukup produktif dalam menghasilkan karya akademik dengan ditandai publikasi internasional yang terindeks scopus meningkat tajam.
Joni Hermana menambahkan, standar SN-Dikti yang lain adalah di bidang keuangan, sarana dan prasarana, pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta output dan dampak tridharma perguruan tinggi kepada masyarakat.
“Dari sisi keuangan, ITS untuk UKT (uang kuliah tunggal) terhitung lebih murah dibandingkan peguruan tinggi negeri berbadan hokum lainnya,” jelas Joni Hermana
• Cegah Kriminalitas, Humas Kejari Gresik Gelar Penyuluhan tentang Hukum ke Siswa SMP
Joni Hermana juga menyampaikan, ITS turut berperan aktif dalam berkontribusi secara nasional dengan membangun pusat studi yang didasari atas potensi akademik yang ada.
Pusat studi tersebut di antaranya Pusat Studi Energi, Pusat Studi Kelautan, Pusat Studi Informatika dan Robotika, Pusat Studi Lingkungan Hidup dan Pemukiman, Pusat Studi Tranportasi dan Logistik, Pusat Studi Material dan Nano Teknologi, Pusat Studi Bencana dan Perubahan Iklim, Pusat Studi Potensi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, serta Pusat Studi Sains.
“Seperti halnya baru-baru ini, Pusat Studi Bencana dan Perubahan Iklim telah banyak memberikan bantuan juga atas tragedi gempa bumi yang berada di Lombok dan Palu, Sulawesi Tengah,” tuturnya.
• Peringati Hari Diabetes se-Dunia, Gunakan Cara CERDIK untuk Hindari Penyakit Gula ini